Senin, 20 Mei 2019

Kunci Kemajuan Negara




Pada Sabtu, 14 Oktober 2017, saat acara Wisuda STT Jabar di Grand Hotel Pasundan Bandung, Dr. H. Didin Muhafidin, M.Si., Guru Besar Unpad dan Rektor Universitas Al-Ghifari, memberikan orasi ilmiah yang berjudul Mental Enterprenuer dan Kemajuan suatu Negara. Isi dari orasi ilmiah itu sangat bermanfaat dan membuka mata kita bahwa kunci kemajuan suatu negara bukanlah disebabkan oleh ras, sumber daya alam, maupun lamanya negara itu merdeka.

Didin Muhafidin Saat Memberikan Orasi pada Wisuda STT Jabar


            Negara India dan Mesir yang umurnya lebih dari 2.000 tahun, tetapi tetap terbelakang (miskin). Di sisi lain, Singapura, Kanada, Australia, dan New Zealand yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun merupakan bagian dari negara maju di dunia dan penduduknya tidak lagi miskin.

            Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin. Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya 80% berupa pegunungan, tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakan. Akan tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss tidak mempunyai perkebunan cokelat, tetapi menjadi negara pembuat cokelat terbaik di dunia. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia. Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban, tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

            Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya dan banyak yang berkulit hitam, ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.

            Setelah dianalisis, ternyata kekayaan atau kemiskinan suatu negara ditentukan oleh sikap/perilaku masyarakatnya yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-hari mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan bermental entrepreneur, yaitu: kreatif, inovatif, punya komitmen, kejujuran, dan integritas; bertanggung jawab; hormat pada aturan dan hukum masyarakat; hormat pada hak orang/warga lain; cinta pada pekerjaan; berusaha keras untuk menabung dan investasi; mau bekerja keras; tepat waktu.

            Adapun kriteria negara maju menurut World Bank  dan IMF adalah pertama, pendapatan  per kapita US 11.906 dolar.

            Kedua, jumlah pengusaha > 7%  s.d. 10% dari jumlah penduduk. Berdasarkan data 2017, Indonesia baru memiliki 3,1% pengusaha dan pengusaha muda hanya 0,18%, Malaysia 5%, Thailand 4,5%, Vietnam 3,3%.

            Ketiga, diversifikasi ekspor  berupa  jasa dan industri dengan sentuhan teknologi tinggi. Negara-negara Timur Tengah pengekspor minyak tidak masuk kategori negara maju.

            Keempat, tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakatnya tinggi.

            Kelima, tingkat  kemandirian  warga negara tinggi dan tidak bergantung pada sumber daya alam (SDA).

            Keenam, produktivitas masyarakatnya tinggi.

            Berdasarkan kriteria tersebut, kita dapat mengetahui bahwa beberapa negara yang tergolong maju adalah Benua Amerika (USA dan Kanada); Benua Asia (Jepang, Korsel, Singapura, Hongkong, Taiwan); Benua Afrika tidak ada; Benua Eropa (Jerman, Inggris, Austria, Swedia, Swiss, Finlandia, Portugal, Spanyol, Belanda, Norwegia. dll.  [30 negara lainnya]); Benua Australia  (Australia dan Selandia Baru).

            Dalam akhir orasi ilmiahnya, Didin mengatakan bahwa kita, Indonesia, bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam atau karena alam yang kejam kepada kita, melainkan karena perilaku kita yang kurang atau tidak baik. Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara. (Aldi)

Prospek STMIK Jabar

Mahasiswa Baru Peserta Prospek STMIK Jabar



Pada 4 November 2017 di Aula Al-Ghifari, Jln. Cisaranten Kulon No. 140, Soekarno-Hatta Bandung digelar acara Prospek STMIK Jabar. Prospek sendiri memiliki arti Program Silaturahmi dan Pengenalan Kampus.

            Menurut Ketua Panitia Prospek Kosidin, S.T., M.Kom, “Prospek diselenggarakan sebagai kegiatan pra-perkuliahan. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu wadah dalam upaya menjalin silaturahmi dengan para mahasiswa baru sekaligus memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan sistem kehidupan kampus. Orientasi pelaksanaan Prospek lebih dititikberatkan pada pemberian motivasi dan sekaligus membuka cakrawala keilmuan yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.”

            Dalam acara pelantikan seluruh mahasiswa baru sebagai bagian dari keluarga besar STMIK Jabar tersebut, hadir Ketua STMIK Jabar Dudung Abdullah, Ketua Yayasan Al-Ghifari Tom Maskun, serta Pendiri, Perintis, dan Ketua Pembina Yayasan Al-Ghifari Sali Iskandar.

            Dalam sambutan tertulisnya, Dudung menegaskan bahwa kegiatan Prospek dan Mabim merupakan kegiatan akademik pertama yang harus diikuti mahasiswa sebelum mengikuti perkuliahan. Ia berharap dengan mengikuti kegiatan ini para mahasiswa sudah siap secara mental dan fisik untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang lebih baik. Dia pun berharap bahwa para mahasiswa dapat menyelesaikan studi di STMIK Jabar dengan tepat waktu, memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi serta dapat langsung terjun di dunia kerja, baik sebagai karyawan maupun wirausaha untuk membangun bangsa dan negara.

            Di depan para mahasiswa baru, Dudung menyatakan, “Berkaitan dengan pilihan Saudara-saudara untuk menguasai teknologi informasi dan komunikasi, dapat kami katakan bahwa pilihan Saudara-saudara sangat tepat mengingat posisi negara kita yang berada pada peringkat 62 dari 68 negara yang disurvey oleh Economist Intelligent Unit pada 2005. Mudah-mudahan dalam kurun waktu 5-10 tahun yang akan datang, Saudara-saudara dapat meningkatkan harkat, derajat, dan mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia.”

            Adapun Ketua Yayasan Al-Ghifari Tom Maskun mengingatkan mengenai sisi positif dan negatif dari perkembangan teknologi informasi, “Pesatnya sistem informasi yang berbasis komputer merupakan kenyataan empirik yang kita hadapi saat ini. Kita tidak dapat menganggap remeh terhadap fenomena alamiah tersebut apabila kita memang tidak mau terbawa hanyut oleh derasnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut yang semakin hari semakin cenderung merambah pada setiap aspek kehidupan manusia. Pesatnya sistem/teknologi mutakhir merupakan hal yang sangat logis bila mengandung muatan-muatan negatif yang tidak sesuai dengan budaya kita. Dengan demikian, kita tidak hanya perlu respek terhadap masalah ini, wajib pula mengantisipasinya agar terhindar dari berbagai hal yang tidak kita harapkan.” (Aldi)

Kejutan untuk Guru SMP Plus Al-Ghifari




Tanggal 25 November 2017 adalah hari guru. Pada hari itu para siswa SMP Plus Al-Ghifari dipimpin oleh Ketua Osis membuat para guru terkejut. Dengan tiba-tiba mereka berbaris di lapangan sekolah, lalu mengucapkan selamat Hari Guru kepada para guru mereka. Di samping mengucapkan selamat, mereka pun membuat dan memotong tumpeng untuk perayaan kejutan itu. Para guru tentunya terharu dan sekaligus bergembira bersama para muridnya

Pembukaan Baligo Teacher Day

            Tidak cukup hanya sampai di sana para murid memberikan kejutan. Para siswa pun membagi-bagikan bunga asli untuk seluruh guru mereka. Bahkan, membuat baligo berukuran besar yang berjuntai dari atas gedung ke bawah dengan memuat kata-kata penghormatan kepada guru mereka.

            “Diberi kejutan seperti itu, para guru balik mengucapkan terima kasih dan tetap menghormati guru, terutama pada Hari Guru,” kata Dodi Tjahyana, Kepala SMP Plus Al-Ghifari. (Rihand)

Baby Shark TK Plus Al-Aitaam




Meskipun belum terlalu lama berdiri dan beroperasi, TK Plus Al-Aitaam mulai menampakkan keberhasilannya dalam mendidik para siswa. Hal itu bisa dilihat dari kegembiraan yang terpancar dari para siswa dan keberanian mereka dalam beraktivitas tampil di depan orang banyak. Oleh sebab itu, tak heran jika TK Plus Al-Aitaam berkali-kali diminta untuk mengisi Acara Puncak Tema Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 yang digelar oleh SD Plus Al Aitaam. Para gurunya awalnya ragu untuk ikut berperan serta, tetapi panitia selalu mengajak mereka.

Para Siswa Berlatih Bersama Gurunya

            “Awalnya kami ragu, tetapi panitia selalu meminta. Akhirnya, kita memberanikan diri berlatih terus menerus selama seminggu,” kata gurunya, Nina Nuraina, S.Pd. Aud.
            Setelah dilatih, ternyata anak-anak sangat senang karena mereka gemar bergerak dan menyukai musik. Ketika tampil pun, mereka sangat percaya diri dan berani ditonton oleh orang banyak.
             Saat ini TK Plus Al-Aitaam sudah bertambah gurunya dengan bergabungnya Kokom Komariah yang membantu Nina dalam membina siswa. Dengan penambahan jumlah guru ini pembinaan semakin baik.
            “Sekarang anak-anak lebih mandiri, tidak ada lagi anak yang ditungguin orangtuanya di sekolah,” tutur Nina.
            Dengan dua orang guru ini pun akan semakin memudahkan proses belajar mengajar apabila nanti Yayasan Al-Aitaam semakin melengkapi fasilitas sekolah dengan kelas yang lebih kokoh dan indah serta fasilitas out door. (Fina)

Prakerin SMK Plus Al-Aitaam




Sepanjang Juli s.d. September 2017, SMK Plus Al-Aitaam menyelenggarakan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Menurut Siti Jamilah, salah seorang tenaga pengajar, Prakerin ini intinya adalah untuk memperkenalkan para siswa pada dunia industri.

            “Mereka ditempatkan pada berbagai perusahaan sesuai dengan jurusan masing-masing, yaitu Administrasi Perkantoran, Teknik Komputer Jaringan, dan Teknik Kendaraan Ringan,” kata Siti.


Seminar Teknik Kendaraan Ringan

            Mereka ada yang ditempatkan di PT Telkom, Pindad, PT Len, Kia Motor, Suzuki, dan lain sebagainya.

            Avan Fajry, S.Si., selaku Wakasek Kurikulum menjelaskan, “Pihak perusahaan sangat menyambut para siswa untuk berlatih kerja karena perusahaan pun butuh tenaga profesional. Jadi, siswa diharapkan untuk mampu profesional.”

            Ia pun menjelaskan bahwa tahun lalu ada siswa yang langsung ditarik kerja di sebuah perusahaan. Adapun tahun ini belum ada yang ditarik.

            Hasil dari Prakerin tersebut harus disusun siswa menjadi sebuah laporan dan disajikan dalam seminar. Seminar pada tahun ini dilaksanakan pada 16 s.d. 20 Oktober 2017. Mereka diuji oleh tim guru.

            Avan Fary menilai bahwa hasil laporan para siswa cukup memuaskan. Beberapa di antara mereka melebihi ekspektasi dan sangat baik dalam mengomunikasikan laporannya.

            Agar siswa lebih berkualitas Siti Jamilah menilai perlu adanya perubahan positif untuk siap kerja di industri.

            “Sarana dan prasarana harus ditingkatkan mengikuti perkembangan perusahaan,” harap Siti. (Rihand)

Bimtek Penulisan Kisi-Kisi & Kontruksi Soal di SD Plus Al-Ghifari




Pada Jumat 30 November 2017 di SD Plus Al-Ghifari, Bandung, diselenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penulisan Kisi-kisi & Kontruksi Soal. Para guru yang mengikuti Bimtek ini sejumlah 51 orang. Mereka dibimbing oleh narasumber dari pengawas SD Kota Bandung Suhanda Efendi, M.M.Pd..

Para Guru Berfoto Bersama Pembimbing


            Suhanda secara langsung memberikan bimbingan teknis penulisan soal tersebut. Para guru serius mengikuti bimbingan tersebut.

            Hasil dari bimbingan tersebut adalah para guru memiliki panduan penulisan kisi-kisi soal untuk Penilaian Akhir Semester (Pas) semester ganjil 2017/2018. Soal-soal yang dimuat harus berbentuk pilihan ganda, isian jawaban singkat, dan esay atau uraian.

            Para guru dikelompokkan dalam bentuk Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk setiap tingkatan kelas. Kelompok tersebut membuat soal-soal untuk Pas.

            Menurut Agusni, S.Ag., selaku Wakasek Bidang Akademik, “Sebetulnya, para guru setiap tahun selalu membuat soal sendiri. Akan tetapi, dengan adanya Bimtek dari ahli, pembuatan soal menjadi lebih sempurna.” (Rina)

Ada Jaksa di SMA Plus Al-Ghifari




Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2017, di SMA Plus Al-Ghifari digelar berbagai kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu sendiri tidak dilaksanakan tepat pada 28 Oktober, tetapi pada 30 Oktober 2017.

Berdiskusi di Lingkungan Kampus Al Ghifari


            Pada hari itu digelar upacara bendera dengan inspektur upacara Yudi dari bagian intel Kejaksaan Negeri Kota Bandung. Dalam pidatonya Yudi memperkenalkan tentang kejaksaan kepada para siswa dengan berbagai tugas dan fungsinya, yaitu sebagai penuntut umum dan berupaya menjebloskan pelanggar hukum ke dalam penjara. Kejaksaan Negeri Kota Bandung memang memiliki program sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang kejaksaan.

           Setelah upacara, acara dilanjutkan pada diskusi dan penerangan dengan membahas pengertian-pengertian dalam kejaksaan, pelanggaran-pelanggaran, terutama pelanggaran di media sosial. Siswa dan masyarakat pada umumnya diharapkan berhati-hati dalam menggunakan media sosial agar tidak terjadi pelanggaran hukum. Dalam pembahasan itu, Kejaksaan Negeri Kota Bandung memberikan hadiah kepada para siswa yang berani tampil berpendapat dan bertanya jawab.

            Pada hari itu pun digelar pelantikan Osis yang pengurusnya belum lama ini terpilih. Kemudian, acara dilanjutkan pada berbagai lomba seni, olah raga, puisi, dan kemampuan berbahasa. Tentu saja, para pemenang dari lomba-lomba itu mendapatkan berbagai hadiah. (Aldi)