Minggu, 23 Juni 2019

Keramaian Pesta Buku Bandung



Pesta Buku Bandung 2018 yang digelar Ikapi Jabar di Gedung Landmark, Jln. Braga No. 129, Bandung dan berlangsung sejak 1 s.d. 7 Maret 2018 dimeriahkan oleh para peserta pameran yang terdiri atas puluhan stan dan beragam acara yang sangat menarik. Stan-stan diisi oleh para penerbit dan distributor buku dari seluruh Indonesia. Di samping itu, digelar pula acara-acara positif dan menarik yang terkait dunia pendidikan.

            Acara yang berlangsung selama tujuh hari itu adalah Kamis diisi oleh acara Pembukaan; Diskusi Buku Bunga Rampai Penelitian Bahasa dan Sastra; Bisnis Berkah & Sukses Bermodal Katalog Bersama Penulis & CEO Mutif Corp; Silaturahmi Nasyid Jabar.





            Jumat diselenggarakan acara Kreasi Seni TK, SD, SMP Nur Al Rahman; Pelatihan Menulis Buku & Tatakelola Mini Library untuk Guru Pengelola Perpustakaan, TBM, Pustakawan, dan Umum se-Bandung Raya; Seminar Parenting: Lindungi Anak dari Penyimpangan; Hiburan Talent Indie Positif.

            Sabtu digelar Lomba Mewarnai untuk Anak Usia TKA/TKB/PAUD/RA se-Bandung Raya dan Lomba Menggambar untuk Anak SD/MI se-Bandung Raya; Try Out UN SD/SMP se-Bandung Raya; The Great One History Behind The Big “T” Talkshow Bedah Buku Auto Bionovela Telkomsel in First Era; Konser Nasyid Indonesia.

            Minggu dilaksanakan Lomba Mendongeng Fabel untuk Anak SD/MI kelas 3-5 se-Bandung Raya dan Pekan Ceria Kampung Dongeng; Audisi Presenter MQTV; Anthropology Talks: Ketika Kota Kreatif Bermasalah: Tinjauan Budaya dan Lingkungan; Paamprok Bareng SG Entertainment.

            Senin diselenggarakan Diskusi Optimalisasi Peran Media Online di Era Digital; Bedah Buku Gapleh: Gaul-Gaul Shalih; Bedah Buku Dental Hypnosis as Multidisipliner Science; Bedah Buku Viatikara-Dari Bandung untuk Dunia.


            Selasa digelar Kreasi Seni TK Nurul Amal; Sosialisasi Mushaf Al Quran Khath Indonesia dan Proses Tashih; Komunitas Indie Plays; Hiburan Komunitas Jabar.

            Rabu dilaksanakan Kreasi Seni TKIT Baiturrahmah; Ekowisata dan Budaya di Bandung Barat; Acara Puncak Lomba Penulisan berhadiah Total 25 Juta, Kopi Darat, dan Hiburan Wadia Balad Carpon (WBC); Penutupan. (Sekto)

Visi Misi Fisip Unfari



Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk Universitas Al-Ghifari (Fisip Unfari) Bandung  sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan nasional berupaya menyiapkan sumber daya manusia yang paripurna yang tidak lepas melalui proses tridharma perguruan tinggi, yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian terhadap Masyarakat, tentunya perlu memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas dan terarah.
            Visi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik diuraikan sebagai berikut. Fisip Unfari merupakan pusat pengembangan ilmu dan teknologi serta penghasil sumber daya manusia terdidik, beriman, berkualitas, dan berakhlak mulia dengan multi kompetensi yang mampu bersaing pada tataran nasional, regional, dan global.


            Adapun misi Fisip Unfari adalah melaksanakan tridharma perguruan tinggi yang terdiri dari pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, serta meneguhkan agama dan budaya; menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Jawa Barat pada khususnya; menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu berkompetisi pada dunia kerja; menggalakan kegiatan penelitian yang ditujukan bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat; mengabdikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam membantu masyarakat untuk memecahkan masalah rekayasa dalam hal meningkatkan mutu kerja dan pendapatan masyarakat; mampu mengimplementasikan ilmu dan sistem administrasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.
            Tujuan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al-Ghifari meliputi menghasilkan tenaga ahli yang berjiwa wirausaha, bertakwa, berakhlak mulia dan beramal ilmiah, menghasilkan tenaga ahli yang mampu mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berjiwa islami, menghasilkan tenaga ahli yang mampu membangun masyarakat dan negara yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang diridhai Allah swt. (RTA)

Sumber: Rancangan Pedoman Akademik yang disusun oleh Ruddy Haryadi, S.Sos., M.Si.; Tom Finaldin, A.Md., M.Si.; Ario Setoprawira, S.I.P., (M.Ap.), 2016,  Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Al-Ghifari, Bandung

Pengling SD Plus Al-Aitaam


SD Plus Al-Aitaam telah melaksanakan  “Kegiatan Pengenalan Lingkungan” semester I yang telah diagendakan dalam kalender pendidikan SD Plus Al-Aitaam 2017-2018. Kegiatan ini bertempat di Bikasoga, Buah Batu, Bandung; Domino Pizza, Buah Batu, Bandung; Kampung Bambo. Kepala Sekolah SD Plus Al-Aitaam  Awaluddin Ritonga, M.Pd.I menuturkan kegiatan ini sudah terlaksana  seperti tahun-tahun biasanya dan dilaksanakan  sebagai sarana siswa untuk mengembangkan sikap kemandirian, kerja sama,  serta siswa mampu melatih sikap kepercayaan diri dan tanggung jawab melalui kegiatan outbond

Tidak hanya yang sifatnya bermain dan hiburan, tetapi dalam kegiatan ini pun siswa diberikan  LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk lebih mengenal ilmu yang mereka dapatkan di lokasi.   Berikut kegiatan-kegiatan tersebut secara rinci.

Kepala Sekolah SD Plus Al-Aitaam  Awaluddin Ritonga, M.Pd.I 

Kelas 1, Senin, 30 Oktober 2017, di Bikasoga, Buah Batu, Bandung           diharapkan anak mampu melatih sikap kemandirian, kerja sama, kepercayaan diri, dan tanggung jawab melalui kegiatan outbond. Kelas 2, Senin, 30 Oktober 2017, di Domino Pizza, Buah Batu, Bandung diharapkan anak mampu berpikir inovatif dan mampu mengembangkan life skill cooking class melalui kegiatan kunjungan. Kelas 3 & 4, Senin, 30 Oktober 2017, di Kampung Bamboo diharapkan anak mampu melakukan sikap kemandirian, kerja sama, kepercayaan diri, dan tanggung jawab melalui outbond serta mempelajari jenis tanaman bambu, daur ulang kertas, dan energi gerak. Terakhir, kelas 5 & 6, Selasa, 31 Oktober 2017, di Kampung Bamboo diharapkan     anak mampu membuat kincir air, daur ulang kertas dan materi bambu, roket air, menanam pohon, membuat cangkok, stek, serta mengawinkan pohon. (Rihand)

Mengembangkan TK Plus Al-Aitaam



TK Plus Al-Aitaam termasuk unit kegiatan yang masih sangat muda di lingkungan Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung. Beberapa waktu lalu, yayasan masih kesulitan untuk mengevaluasi keberadaan TK Plus Al-Aitaam ini karena masih baru. Akan tetapi, saat ini sudah tampak jelas hal-hal yang perlu ditingkatkan pada unit ini.

            Evaluasi ini mengemuka pada Rapat Kerja (Raker) Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung di Ciwaru, Kampung Al-Sali, Kota Bandung yang juga merupakan kediaman Ketua Pembina Yayasan Sali Iskandar. Dalam Raker ini, Sali menyoroti fasilitas dan jumlah siswa TK Plus Al-Aitaam. Raker ini sendiri dilaksanakan pada Sabtu, 20 Januari 2018.

            Sebelum memberikan arahan, Sali Iskandar menekankan tentang pentingnya rapat yang juga merupakan ajang silaturahmi bulanan.

Rapat Kerja Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung di Ciwaru, Kampung Al-Sali, Kota Bandung




            “Rapat itu penting, harus hadir. Kalau perlu, harus meminta izin kepada pihak lain untuk bisa hadir dalam rapat bulanan. Kalaupun kuliah, harus minta izin dulu satu hari untuk tidak masuk kuliah,” tegasnya.

            Mengenai fasilitas TK, Sali mengakui memang masih harus banyak peningkatan. Oleh sebab itu, Sali bertekad akan membangun sarana dan prasarana TK dalam dua lokal untuk memberikan kenyamanan dan mampu menampung murid lebih banyak. Di samping itu, sebagaimana lazimnya taman kanak-kanak, alat-alat permainan anak pun harus dilengkapi, bahkan dalam jumlah yang banyak, baik yang sifatnya indoor maupun outdoor.

            Dalam menambah jumlah siswa, di samping dengan memberikan penawaran atau menyampaikan promosi kepada masyarakat, Sali pun mengharuskan setiap karyawan Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung yang memiliki anak usia TK untuk memasukkan anak-anaknya ke TK Plus Al-Aitaam dan bergabung dengan anak-anak masyarakat lainnya untuk bersekolah di tempat yang sama. Caranya ini dianggap berhasil karena memang sudah pernah dilakukan ketika membangun unit-unit pendidikan di lingkungan Yayasan Al-Ghifari yang juga Sali kini menempati posisi Ketua Pembina Yayasan Al-Ghifari. (TF)

Pasmapag



 Pasmapag adalah kependekan dari Paskibra SMA Plus Al Ghifari. Pasukan ini pada tahun 2017 sempat menjadi peserta Turnamen Baris Berbaris Terbuka (Tuister) Bhayangkara Polrestabes Bandung.

           Turnamennya sendiri dilaksanakan pada 17 Desember 2017 bertempat di Poltabes Bandung. Kegiatan turnamen saat itu diikuti oleh empat puluh peserta dari Kota Bandung dan Kabupaten Bandung. (Aldi)







Penguasaan Iptek Memerlukan Panduan Moral



Era globalisasi dewasa ini dan pada masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya. Kita tidak bisa menghindarkan diri dari proses globalisasi tersebut, apalagi jika ingin survive dan berjaya di tengah perkembangan dunia yang kian kompetitif pada masa kini dan masa depan.

            Hal itu disampaikan Rektor Universitas Al-Ghifari Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si. pada Wisuda XIII Universitas Al-Ghifari, 18 November 2017 di Grand Pasundan Convention Hotel, Jln. Peta No. 147-149, Bandung. Wisuda kali ini dilaksanakan untuk tahun akademik 2017/2018.

            Didin berpendapat bahwa dilihat dari tuntutan internal dan tantangan eksternal global, maka keunggulan-keunggulan yang mutlak dimiliki bangsa dan Negara Indonesia adalah penguasaan atas sains, teknologi, dan keunggulan kualitas sumber daya manusia (SDM). Penguasaan sains dan teknologi sebagaimana terlihat dalam banyak pengalaman negara maju menunjukkan bahwa sains dan teknologi merupakan salah satu faktor terpenting yang menghantarkan negara-negara tersebut ke arah kemajuan.

            Didin pun menyatakan bahwa sesuai dengan tujuan pembangunan Indonesia untuk mewujudkan manusia yang sejahtera lahir dan batin, maka penguasaan atas sains dan teknologi memerlukan perspektif etis dan panduan moral. Hal itu disebabkan seperti terlihat juga dalam pengalaman negara-negara maju, kemajuan dan penguasaan atas sains dan teknologi yang berlangsung tanpa perspektif etis dan bimbingan moral akan menimbulkan konsekwensi  dan dampak negatif yang membuat manusia semakin jauh dari pusat eksistensial-spiritualnya. Hal ini pada gilirannya menciptakan masalah-masalah kemanusiaan yang cukup berat, di antaranya, krisis nilai-nilai etis, dislokasi, alienasi, dan kekosongan nilai-nilai ruhaniah.

            “Mempertimbangkan kenyataan ini, pengembangan dan penguasaan sains dan teknologi di Indonesia seyogyanya berlandaskan pada wawasan moral dan etis. Indonesia mempunyai sejumlah modal dasar yang memadai untuk mewujudkan cita-cita ini. Di antara modal dasar terpenting adalah kenyataan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia adalah umat yang agamis, yang sangat menghormati ajaran-ajaran agama,” demikian kata Didin. (Fina)

Senin, 20 Mei 2019

Kunci Kemajuan Negara




Pada Sabtu, 14 Oktober 2017, saat acara Wisuda STT Jabar di Grand Hotel Pasundan Bandung, Dr. H. Didin Muhafidin, M.Si., Guru Besar Unpad dan Rektor Universitas Al-Ghifari, memberikan orasi ilmiah yang berjudul Mental Enterprenuer dan Kemajuan suatu Negara. Isi dari orasi ilmiah itu sangat bermanfaat dan membuka mata kita bahwa kunci kemajuan suatu negara bukanlah disebabkan oleh ras, sumber daya alam, maupun lamanya negara itu merdeka.

Didin Muhafidin Saat Memberikan Orasi pada Wisuda STT Jabar


            Negara India dan Mesir yang umurnya lebih dari 2.000 tahun, tetapi tetap terbelakang (miskin). Di sisi lain, Singapura, Kanada, Australia, dan New Zealand yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun merupakan bagian dari negara maju di dunia dan penduduknya tidak lagi miskin.

            Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin. Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya 80% berupa pegunungan, tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakan. Akan tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss tidak mempunyai perkebunan cokelat, tetapi menjadi negara pembuat cokelat terbaik di dunia. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia. Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban, tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

            Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya dan banyak yang berkulit hitam, ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.

            Setelah dianalisis, ternyata kekayaan atau kemiskinan suatu negara ditentukan oleh sikap/perilaku masyarakatnya yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-hari mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan bermental entrepreneur, yaitu: kreatif, inovatif, punya komitmen, kejujuran, dan integritas; bertanggung jawab; hormat pada aturan dan hukum masyarakat; hormat pada hak orang/warga lain; cinta pada pekerjaan; berusaha keras untuk menabung dan investasi; mau bekerja keras; tepat waktu.

            Adapun kriteria negara maju menurut World Bank  dan IMF adalah pertama, pendapatan  per kapita US 11.906 dolar.

            Kedua, jumlah pengusaha > 7%  s.d. 10% dari jumlah penduduk. Berdasarkan data 2017, Indonesia baru memiliki 3,1% pengusaha dan pengusaha muda hanya 0,18%, Malaysia 5%, Thailand 4,5%, Vietnam 3,3%.

            Ketiga, diversifikasi ekspor  berupa  jasa dan industri dengan sentuhan teknologi tinggi. Negara-negara Timur Tengah pengekspor minyak tidak masuk kategori negara maju.

            Keempat, tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakatnya tinggi.

            Kelima, tingkat  kemandirian  warga negara tinggi dan tidak bergantung pada sumber daya alam (SDA).

            Keenam, produktivitas masyarakatnya tinggi.

            Berdasarkan kriteria tersebut, kita dapat mengetahui bahwa beberapa negara yang tergolong maju adalah Benua Amerika (USA dan Kanada); Benua Asia (Jepang, Korsel, Singapura, Hongkong, Taiwan); Benua Afrika tidak ada; Benua Eropa (Jerman, Inggris, Austria, Swedia, Swiss, Finlandia, Portugal, Spanyol, Belanda, Norwegia. dll.  [30 negara lainnya]); Benua Australia  (Australia dan Selandia Baru).

            Dalam akhir orasi ilmiahnya, Didin mengatakan bahwa kita, Indonesia, bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam atau karena alam yang kejam kepada kita, melainkan karena perilaku kita yang kurang atau tidak baik. Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara. (Aldi)