Era globalisasi dewasa ini
dan pada masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya
masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya. Kita tidak bisa menghindarkan diri
dari proses globalisasi tersebut, apalagi jika ingin survive dan berjaya di tengah perkembangan dunia yang kian
kompetitif pada masa kini dan masa depan.
Hal itu disampaikan Rektor Universitas Al-Ghifari Dr. H.
Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si. pada Wisuda XIII Universitas Al-Ghifari, 18
November 2017 di Grand Pasundan Convention Hotel, Jln. Peta No. 147-149,
Bandung. Wisuda kali ini dilaksanakan untuk tahun akademik 2017/2018.
Didin berpendapat bahwa dilihat dari tuntutan internal
dan tantangan eksternal global, maka keunggulan-keunggulan yang mutlak dimiliki
bangsa dan Negara Indonesia adalah penguasaan atas sains, teknologi, dan
keunggulan kualitas sumber daya manusia (SDM). Penguasaan sains dan teknologi
sebagaimana terlihat dalam banyak pengalaman negara maju menunjukkan bahwa
sains dan teknologi merupakan salah satu faktor terpenting yang menghantarkan
negara-negara tersebut ke arah kemajuan.
Didin pun menyatakan bahwa sesuai dengan tujuan
pembangunan Indonesia untuk mewujudkan manusia yang sejahtera lahir dan batin,
maka penguasaan atas sains dan teknologi memerlukan perspektif etis dan panduan
moral. Hal itu disebabkan seperti terlihat juga dalam pengalaman negara-negara
maju, kemajuan dan penguasaan atas sains dan teknologi yang berlangsung tanpa
perspektif etis dan bimbingan moral akan menimbulkan konsekwensi dan dampak negatif yang membuat manusia
semakin jauh dari pusat eksistensial-spiritualnya. Hal ini pada gilirannya
menciptakan masalah-masalah kemanusiaan yang cukup berat, di antaranya, krisis
nilai-nilai etis, dislokasi, alienasi, dan kekosongan nilai-nilai ruhaniah.
“Mempertimbangkan kenyataan ini, pengembangan dan
penguasaan sains dan teknologi di Indonesia seyogyanya berlandaskan pada
wawasan moral dan etis. Indonesia mempunyai sejumlah modal dasar yang memadai
untuk mewujudkan cita-cita ini. Di antara modal dasar terpenting adalah
kenyataan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia adalah umat yang agamis, yang
sangat menghormati ajaran-ajaran agama,” demikian kata Didin. (Fina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar