Minggu, 23 Juni 2019

Penguasaan Iptek Memerlukan Panduan Moral



Era globalisasi dewasa ini dan pada masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat Indonesia dan dunia pada umumnya. Kita tidak bisa menghindarkan diri dari proses globalisasi tersebut, apalagi jika ingin survive dan berjaya di tengah perkembangan dunia yang kian kompetitif pada masa kini dan masa depan.

            Hal itu disampaikan Rektor Universitas Al-Ghifari Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si. pada Wisuda XIII Universitas Al-Ghifari, 18 November 2017 di Grand Pasundan Convention Hotel, Jln. Peta No. 147-149, Bandung. Wisuda kali ini dilaksanakan untuk tahun akademik 2017/2018.

            Didin berpendapat bahwa dilihat dari tuntutan internal dan tantangan eksternal global, maka keunggulan-keunggulan yang mutlak dimiliki bangsa dan Negara Indonesia adalah penguasaan atas sains, teknologi, dan keunggulan kualitas sumber daya manusia (SDM). Penguasaan sains dan teknologi sebagaimana terlihat dalam banyak pengalaman negara maju menunjukkan bahwa sains dan teknologi merupakan salah satu faktor terpenting yang menghantarkan negara-negara tersebut ke arah kemajuan.

            Didin pun menyatakan bahwa sesuai dengan tujuan pembangunan Indonesia untuk mewujudkan manusia yang sejahtera lahir dan batin, maka penguasaan atas sains dan teknologi memerlukan perspektif etis dan panduan moral. Hal itu disebabkan seperti terlihat juga dalam pengalaman negara-negara maju, kemajuan dan penguasaan atas sains dan teknologi yang berlangsung tanpa perspektif etis dan bimbingan moral akan menimbulkan konsekwensi  dan dampak negatif yang membuat manusia semakin jauh dari pusat eksistensial-spiritualnya. Hal ini pada gilirannya menciptakan masalah-masalah kemanusiaan yang cukup berat, di antaranya, krisis nilai-nilai etis, dislokasi, alienasi, dan kekosongan nilai-nilai ruhaniah.

            “Mempertimbangkan kenyataan ini, pengembangan dan penguasaan sains dan teknologi di Indonesia seyogyanya berlandaskan pada wawasan moral dan etis. Indonesia mempunyai sejumlah modal dasar yang memadai untuk mewujudkan cita-cita ini. Di antara modal dasar terpenting adalah kenyataan bahwa rakyat dan bangsa Indonesia adalah umat yang agamis, yang sangat menghormati ajaran-ajaran agama,” demikian kata Didin. (Fina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar