Minggu, 17 Juni 2018

Kerja Bakti SMK Plus Al-Aitaam-TNI



Pada Selasa, 24 Oktober 2017 mulai pukul 07.30 siswa SMK Plus Al-Aitaam yang berdomisili di Kampung Ciganitri, RT 05 RW 02, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung secara sukarela bergabung dengan anggota TNI, baik dari Koramil 0908/Dayeuhkolot, Koramil 0917/Gunung Halu, Kesdam III/SLW, maupun Yon Armed 4 Cimahi. Siswa SMK dan prajurit TNI bahu-membahu membersihkan sungai dan Bantaran Sungai Cicadas yang terletak di belakang Komplek Perumahan GBA antara RW 08 dan RW 12. Mereka membersihkan sampah dan merapikan sungai dengan menggunakan alat seadanya, seperti, golok, cangkul, garpu, sapu lidi, dan arit.

            Menurut Junizar Ridwan F., S.Pd.I., selaku Wakasek Kesiswaan SMK Plus Al-Aitaam, kegiatan kerja bakti ini merupakan program dari TNI, “TNI dalam hal ini Babinsa mengajak para siswa agar para siswa memiliki rasa cinta terhadap lingkungan.”

            Dalam kerja bakti ini, siswa SMK dilibatkan dalam membersihkan bantaran sungai, membuang sampah, dan bagian atas sungai. Mereka tidak turun ke dalam sungai. Adapun prajurit TNI turun ke bagian dalam sungai.

            Kerja bakti ini di samping membersihkan sungai agar bersih dan tidak menimbulkan bencana alam seperti banjir, juga mempererat hubungan antara TNI dengan pihak sekolah atau masyarakat non-TNI. Kerja bareng ini sangat diapresiasi pihak TNI.

            Dalam artikelnya, Babinsa Desa Cipagalo Koramil 0908/Dayeuhkolot Serma Yahuza menulis bravo untuk Yayasan Al-Aitaam. Mudah-mudahan tetap jaya dan menjadi nomor satu serta menjadi pelopor bagi semuanya. (TF)

Pengalaman SMP Plus Intan Al-Sali Menjawab Tantangan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus



Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, baik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Namun, tidak bisa kita pungkiri bahwa dalam pelaksanaannya timbul berbagai macam tantangan sehingga masih banyak anak berkebutuhan khusus tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sebenarnya merupakan hak bagi mereka.

Pengalaman yang kami rasakan selama mendidik anak berkebutuhan khusus sangat beragam. Ada siswa yang kesulitan belajar akademik, seperti, membaca, menulis, atau berhitung. Ada pula yang kesulitan menerima dan menyusun informasi agar bisa dipahami, bahkan sulit dalam mengomunikasikan informasi yang diterima atau didengar yang berdampak pada kesulitan bahasa dan komunikasi, seperti, sulit mengucapkan dan merangkai kata-kata, sulit menyebutkan nama benda karena keterbatasan kosa kata. Adapun siswa yang hiperaktif, tidak dapat menahan amarah, gampang kecewa, dan suka mengganggu. Namun, ada juga yang memiliki bakat khusus, kreatif, dan memiliki berbagai ide atau karya yang merupakan keaslian dari hasil berpikirnya sendiri. Sebuah pengalaman tersendiri bagi saya dan guru yang lainnya,tutur Erni, selaku Kepala SMP Plus Intan Al-Sali saat diwawancarai Tabloid Pendidikan dan Kesehatan.

“Media yang kami gunakan selama proses pembelajaran juga beragam mulai kartu abjad, kartu kata, dan kartu kalimat untuk yang memiliki kesulitan belajar. Set puzzle untuk siswa yang kesulitan konsentrasi. Selain itu, masih banyak media lainnya, jelas Erni, ibu satu anak ini.

Bagi yang berminat untuk menyekolahkan putera-puterinya, SMP Plus Intan Al-Sali telah membuka pendaftaran untuk siswa/siswi reguler dan ABK pada bulan November hingga Desember dengan Rincian Biaya Khusus. Sekolah ini dapat dihubungi melalui 083-821-510-685/081-807-855-355, Jln. Pasanggrahan Indah No.15, Cisurupan, Cibiru, Kota Bandung. (DN)

SD Plus Intan Al-Sali Bimbing Siswa Berakhlak Mulia




SD plus Intan Al-Sali Kampus 1 yang berlokasi di Jln. Pasangrahan Indah No.15, Cibiru, Bandung dan Kampus 2 yang berlokasi di Jln. Cingised No. 532, Cisaranten Endah, Bandung adalah sekolah yang mempunyai visi dan misi melahirkan generasi berorentasi revolusi mental, religius, wirausaha, dan lingkungan. Tidak heran kehadiran sekolah ini ditunggu oleh masyarakat .

“Di bawah naungan Yayasan Al-Sali Iskandar, dari tahun ke tahun, alhamdulilah perkembangannya begitu pesat, dari meningkatnya jumlah siswa sampai dengan bantuan perpustakaan yang kami terima pada tahun ini,” tutur Kepala SD Plus Intan Al-Sali, Ani Maulani S., S.Pd., Jumat (20/10).

Pembelajaran setiap hari di SD Plus Intan Al-Sali diawali dengan kegiatan baca Al-Quran/Iqra dan shalat Dhuha, lalu KBM, kemudian diakhiri dengan shalat Dzuhur berjamaah. Hal ini bertujuan untuk menjadikan siswa-siswi bukan hanya memiliki wawasan yang luas, melainkan juga memiliki akhlak yang mulia.

Saat kegiatan outbound

Kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas, seperti, study tour, out bound, dan berkebun. Belajar di dalam kelas terkadang membuat siswa merasa jenuh dan bosan dengan kondisi kelas yang ada sehingga kegiatan belajar mengajar pun menjadi kurang maksimal. Oleh sebab itu, kegiatan pembelajaran dilakukan di luar kelas dengan tujuan untuk menambah wawasan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, mengembangkan kreativitas secara personal, memberikan kesempatan kepada siswa untuk merasakan secara langsung materi yang tengah disampaikan, mengembangkan keterampilan dan ketertarikan siswa pada kegiatan di luar kelas, memanfaatkan sumber yang ada di lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran, serta menjadikan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan mengasyikkan bagi siswa.

Saat manasik haji

Tidak hanya memiliki wawasan yang luas, siswa-siswi di SD Plus Intan Al-Sali pun diharapkan memiliki akhlak yang mulia dan pemahaman agama yang baik. Salah satunya dengan melalui kegiatan manasik haji. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih siswa memahami rukun Islam yang ke-5, mewujudkan rasa cinta kepada Allah swt, dan mengetahui cara pelaksanaan haji. (Sri M.)

Rabu, 13 Juni 2018

Sali: Jangan Ada Kekerasan di Kampus



Maraknya aksi bullying, kekerasan atas nama senioritas terhadap junior di lingkungan kampus, baik mahasiswa maupun pelajar, membuat Sali Iskandar, selaku pendiri, perintis, dan Ketua Pembina Yayasan Al-Ghifari merasa sangat prihatin. Hal itu diungkapkannya saat Sidang Senat Terbuka Universitas Al-Ghifari dalam Rangka Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2017-2018, Kamis 28 September 2017 di Kampus Al-Ghifari, Jln. Ahmad Yani, Bandung.

            “Jangan ada kekerasan dalam kampus,” tegas Sali, “Tak ada perpeloncoan.”


Sali Iskandar memberikan semangat kepada para mahasiswa baru Universitas Al-Ghifari, Bandung



            Di samping itu, Sali dalam sambutan pada Sidang Senat Terbuka itu memberikan dorongan kepada para mahasiswa untuk hidup lebih mandiri dan tidak selalu bercita-cita untuk bekerja pada orang lain serta mendapatkan upah dari orang lain. Sali mengharapkan mahasiswa hendaknya memiliki keinginan kuat pada masa depan untuk mampu memberikan gaji pada orang lain.

            “Mahasiswa harus mandiri. Jangan mau digaji orang lain, tetapi harus menggaji orang lain,” katanya.

            Ketika mengomentari jumlah mahasiswa yang masuk ke Universitas Al-Ghifari, Sali bersyukur bahwa masyarakat semakin percaya pada Universitas Al-Ghifari. Ia berharap bahwa pada tahun-tahun berikutnya masyarakat lebih percaya lagi kepada lembaga pendidikan yang dirintisnya itu.

            “Untuk saat ini cukup perbandingan antara jumlah mahasiswa dengan ruangan yang tersedia. Pada tahun depan mudah-mudahan masyarakat lebih percaya lagi serta ruangan dan fasilitasnya pun akan lebih banyak lagi,” harapnya. (Wira)

Kunci Kemajuan Negara




Pada Sabtu, 14 Oktober 2017, saat acara Wisuda STT Jabar di Grand Hotel Pasundan Bandung, Dr. H. Didin Muhafidin, M.Si., Guru Besar Unpad dan Rektor Universitas Al-Ghifari, memberikan orasi ilmiah yang berjudul Mental Enterprenuer dan Kemajuan suatu Negara. Isi dari orasi ilmiah itu sangat bermanfaat dan membuka mata kita bahwa kunci kemajuan suatu negara bukanlah disebabkan oleh ras, sumber daya alam, maupun lamanya negara itu merdeka.


Didin Muhafidin saat memberikan orasi ilmiah pada acara Wisuda STT Jabar



            Negara India dan Mesir yang umurnya lebih dari 2.000 tahun, tetapi tetap terbelakang (miskin). Di sisi lain, Singapura, Kanada, Australia, dan New Zealand yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun merupakan bagian dari negara maju di dunia dan penduduknya tidak lagi miskin.

            Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin. Jepang mempunyai area yang sangat terbatas. Daratannya 80% berupa pegunungan, tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakan. Akan tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss tidak mempunyai perkebunan cokelat, tetapi menjadi negara pembuat cokelat terbaik di dunia. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia. Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, integritas, dan ketertiban, tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.

            Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya dan banyak yang berkulit hitam, ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.

            Setelah dianalisis, ternyata kekayaan atau kemiskinan suatu negara ditentukan oleh sikap/perilaku masyarakatnya yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-hari mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan bermental entrepreneur, yaitu: kreatif, inovatif, punya komitmen, kejujuran, dan integritas; bertanggung jawab; hormat pada aturan dan hukum masyarakat; hormat pada hak orang/warga lain; cinta pada pekerjaan; berusaha keras untuk menabung dan investasi; mau bekerja keras; tepat waktu.

            Adapun kriteria negara maju menurut World Bank  dan IMF adalah pertama, pendapatan  per kapita US 11.906 dolar.

            Kedua, jumlah pengusaha > 7%  s.d. 10% dari jumlah penduduk. Berdasarkan data 2017, Indonesia baru memiliki 3,1% pengusaha dan pengusaha muda hanya 0,18%, Malaysia 5%, Thailand 4,5%, Vietnam 3,3%.

            Ketiga, diversifikasi ekspor  berupa  jasa dan industri dengan sentuhan teknologi tinggi. Negara-negara Timur Tengah pengekspor minyak tidak masuk kategori negara maju.

            Keempat, tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakatnya tinggi.

            Kelima, tingkat  kemandirian  warga negara tinggi dan tidak bergantung pada sumber daya alam (SDA).

            Keenam, produktivitas masyarakatnya tinggi.

            Berdasarkan kriteria tersebut, kita dapat mengetahui bahwa beberapa negara yang tergolong maju adalah Benua Amerika (USA dan Kanada); Benua Asia (Jepang, Korsel, Singapura, Hongkong, Taiwan); Benua Afrika tidak ada; Benua Eropa (Jerman, Inggris, Austria, Swedia, Swiss, Finlandia, Portugal, Spanyol, Belanda, Norwegia. dll.  [30 negara lainnya]); Benua Australia  (Australia dan Selandia Baru).

            Dalam akhir orasi ilmiahnya, Didin mengatakan bahwa kita, Indonesia, bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam atau karena alam yang kejam kepada kita, melainkan karena perilaku kita yang kurang atau tidak baik. Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara. (Aldi)

Wisuda VI STT Jabar


Pada Sabtu, 14 Oktober 2017, Sekolah Tinggi Teknologi Jawa Barat (STT Jabar) melangsungkan Sidang Senat Terbuka untuk melaksanakan Wisuda ke-6 Sarjana di Grand Hotel Pasundan, Bandung. Pada wisuda tersebut STT Jabar meluluskan mahasiswa dari lima program studi. Mereka adalah 17 lulusan dari Teknik Industri, 10 dari Teknik Mesin, 12 dari Teknik Elektro, 41 dari Teknik Sipil, dan 6 dari Teknik Otomotif.

            Ketua STT Jabar Ir. Riki Ridwan Margana, M.T. berharap bahwa dengan bekal ilmu yang diperoleh selama ini para lulusan dapat mampu bersaing di pasar kerja untuk berkarya di tengah masyarakat.

            “Tantangan yang akan dihadapi di masyarakat sudah barang tentu lebih berat apabila dibandingkan dengan di kampus sebab persoalan yang dihadapi beraneka ragam,” katanya.

            Dalam kesempatan itu pun Yayasan Al-Aitaam yang membawahkan STT Jabar memberikan penghargaan pada perusahaan-perusahaan yang telah bekerja sama dengan STT Jabar, di antaranya, PT Mashalimanti Jaya Abadi, PT Dirgantara Jaya Konsulindo, CV Ratu Karya Group, PT Rapih Karya Utama, PT Jaya Karya Konsultan, PT Serene Techno Bakti, dan PT Studio Yudio 8 Consultan Engginering. Penghargaan diserahkan oleh Pendiri, Perintis, dan Ketua Pembina Yayasan Al-Aitaam Sali Iskandar didampingi Ketua Yayasan Al-Aitaam Fatimah Nurdjannaty Iskandar.

Penyerahan Ijazah pada wisudawan dengan IPK terbaik

            Di samping memberikan penghargaan, Sali Iskandar bersyukur, “Saya sangat senang bahwa 82% lulusan STT Jabar sudah langsung terserap dunia kerja. Hanya dalam waktu enam bulan setelah lulus, para lulusan sudah langsung bisa bekerja.”

            Karena keberhasilan itu, Sali Iskandar lebih bersemangat bahwa pada masa depan akan dibangun unit kegiatan pendidikan tinggi politeknik. Keinginan Sali ini pun disambut oleh kesiapan para pengurus yayasan untuk benar-benar membangun politeknik yang bermutu.

Prosesi adat bersama wisudawan terbaik

            Prof. Dr. Uman Suherman A.S., M.Pd., selaku Koordinator Kopertis Wilayah IV, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Subbag Tatausaha Suherman, S.Sos., M.Si. mengingatkan, “Mutu adalah kata kunci untuk mempertahankan kredibilitas, harga diri, dan kesetaraan sekolah tinggi ini dalam percaturan nasional dan internasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan publikasi karya ilmiah dosen dan mahasiswa hendaknya melampaui kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan. Dengan demikian, tidak dapat ditawar lagi bahwa peningkatan mutu kelembagaan hendaknya menyentuh dan menembus seluruh dimensi dan tataran kehidupan di Sekolah Tinggi Teknologi Jawa Barat.” (TF)

Kritikan Berkualitas

Tom Finaldin


Bismillaahirrahmaannirraahiim

Banyak orang yang menganggap diri pintar dan pandai dengan pikirannya, tetapi kenyataannya mereka tidaklah cukup pintar. Mereka banyak memberikan kritik dan masukan yang tampaknya positif, tetapi sesungguhnya kritikannya itu sangat tidak bermanfaat karena hanya didasarkan pada keinginanan menunjukkan eksistensi diri, keangkuhan, bahkan rasa iri atas keberhasilan orang lain. Mereka mengkritik hanya ingin dianggap eksis. Mereka memberikan kritik hanya karena takut dianggap lebih rendah dibandingkan orang lain. Mereka mengkritik hanya karena kebencian dan rasa iri hati atas keberhasilan orang lain. Kritik-kritik sejenis ini adalah sekedar celoteh kosong yang sama sekali tidak berguna, bahkan hanya menampilkan sisi buruk diri Si Pengkritik tersebut.

            Kritikan yang berkualitas adalah sebagaimana yang diajarkan Allah swt dalam Al Quran Surat Al Ashr. Di dalam surat itu Allah swt memberitahukan bahwa ciri-ciri orang beriman dan beruntung itu adalah mereka yang gemar saling menasihati dalam kebenaran dan dalam kesabaran. Saling menasihati itu artinya saling memberikan kritik, saling memberikan masukan agar hidup orang yang kita kritik menjadi lebih benar, agar pekerjaan orang yang kita kritik menjadi lebih baik, serta agar orang yang kita kritik dapat lebih sabar dalam berkarya.  Memberikan kritik yang baik adalah yang didorong oleh ketulusan yang tinggi dengan harapan saudara-saudara kita dapat hidup lebih mulia dan lebih sukses. Kritikan tidak boleh diniatkan untuk menjatuhkan orang lain, menjelek-jelekkan orang lain, ataupun disebabkan rasa iri dan dengki karena orang lain lebih berhasil dibandingkan kita.

            Kritikan yang baik tentunya harus didasarkan pada ilmu yang benar tentang hal yang kita bicarakan dan pengalaman nyata tentang berbagai hal yang kita utarakan. Tanpa ilmu dan pengalaman yang nyata, kritikan hanya merupakan sebuah ujaran tanpa makna. Islam mengajarkan bahwa jika tidak bisa berbicara yang benar, lebih baik diam karena diam itu bernilai emas.

            Dalam menyongsong tahun 2045 ketika Indonesia mendapatkan bonus demografi yang ditandai dengan tingginya jumlah usia angkatan kerja dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Seluruh lembaga pendidikan dan tenaga pendidik harus sejak awal membimbing generasi muda untuk memiliki daya kritis tinggi, mampu memberikan kritik terhadap lingkungan sekitarnya dengan dasar ilmu yang benar, fakta yang nyata, dan pengalaman yang benar-benar terasa sehingga bonus demografi itu memberikan manfaat yang besar bagi dunia. Apabila generasi muda hanya dididik untuk berani berbicara, tetapi tidak menggunakan dasar ilmu, fakta, dan pengalaman yang nyata, bonus demografi itu hanya akan menjadi masalah bagi dunia dan membuat kehidupan tidak menjadi lebih baik.

            Mari kita songsong 2045 dengan membimbing anak-anak kandung kita dan anak-anak didik kita agar menjadi orang-orang yang tulus, rendah hati, mulia, berdaya kritis tinggi, berilmu berdasarkan fakta dan pengalaman, serta berkarya bagi kemuliaan manusia dan kemanusiaan.

            Demi Allah swt.