Maraknya aksi bullying, kekerasan atas nama senioritas
terhadap junior di lingkungan kampus, baik mahasiswa maupun pelajar, membuat
Sali Iskandar, selaku pendiri, perintis, dan Ketua Pembina Yayasan Al-Ghifari
merasa sangat prihatin. Hal itu diungkapkannya saat Sidang Senat Terbuka
Universitas Al-Ghifari dalam Rangka Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik
2017-2018, Kamis 28 September 2017 di Kampus Al-Ghifari, Jln. Ahmad Yani,
Bandung.
“Jangan ada kekerasan dalam kampus,” tegas Sali, “Tak ada
perpeloncoan.”
![]() |
Sali
Iskandar memberikan semangat kepada para mahasiswa baru Universitas Al-Ghifari,
Bandung
Di samping itu, Sali dalam sambutan pada Sidang Senat
Terbuka itu memberikan dorongan kepada para mahasiswa untuk hidup lebih mandiri
dan tidak selalu bercita-cita untuk bekerja pada orang lain serta mendapatkan
upah dari orang lain. Sali mengharapkan mahasiswa hendaknya memiliki keinginan
kuat pada masa depan untuk mampu memberikan gaji pada orang lain.
“Mahasiswa harus mandiri. Jangan mau digaji orang lain,
tetapi harus menggaji orang lain,” katanya.
Ketika mengomentari jumlah mahasiswa yang masuk ke
Universitas Al-Ghifari, Sali bersyukur bahwa masyarakat semakin percaya pada
Universitas Al-Ghifari. Ia berharap bahwa pada tahun-tahun berikutnya
masyarakat lebih percaya lagi kepada lembaga pendidikan yang dirintisnya itu.
“Untuk saat ini cukup perbandingan antara jumlah
mahasiswa dengan ruangan yang tersedia. Pada tahun depan mudah-mudahan
masyarakat lebih percaya lagi serta ruangan dan fasilitasnya pun akan lebih
banyak lagi,” harapnya. (Wira)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar