Rabu, 05 September 2018
Maulid Nabi
Bismillaahirrahmaannirraahiim
Hari kelahiran Nabi Muhammad saw adalah hari yang teramat istimewa di kalangan umat Islam. Oleh sebab itu, tak heran pada berbagai belahan dunia, umat Islam merayakan atau memperingati hari lahir Nabi Muhammad saw tersebut dengan istilah Maulid Nabi.
Sudah selayaknya setiap muslim memanfaatkan peringatan tersebut untuk kembali mengingat-ingat ajaran Nabi Muhammad saw yang berasal langsung dari Allah swt. Kita harus kembali meneladani perilaku Nabi Muhammad saw agar terjadi keharmonisan di dalam diri sendiri, keluarga, masyarakat sekitar, negara, dalam pergaulan dunia, dan alam semesta.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa Nabi Muhammad saw pernah menegaskan bahwa dirinya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal itu berarti setiap manusia pada dasarnya sudah diberikan pemahaman dan kebiasaan untuk berperilaku baik secara langsung melekat sejak dalam kandungan oleh Allah swt. Akan tetapi, di dunia manusia mengalami banyak godaan yang dapat mengakibatkan menyimpangnya perilaku manusia dari yang seharusnya. Oleh sebab itulah, Nabi Muhammad saw diutus untuk menyempurnakan dan mengembalikan akhlak-akhlak manusia agar dapat kembali kepada Allah swt dengan lebih suci sebagaimana yang diinginkan Allah swt.
Nabi Muhammad saw dilengkapi pengetahuan yang luas untuk menciptakan keseimbangan dan keharmonisan hidup di dunia, baik di antara sesama manusia maupun dengan alam semesta. Oleh sebab itu, kita harus selalu berbaik-baik dan tetap berusaha menciptakan keharmonisan, perdamaian, dan keseimbangan di mana saja kita hidup. Jangan mudah mengumbar emosi yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan, baik terhadap diri sendiri maupun dengan lingkungan sekitar kita. Tidak perlu terlalu gemar menyalahkan orang lain dan menganggap diri selalu paling benar karena kita adalah manusia yang membutuhkan orang lain untuk mengoreksi diri kita sendiri.
Hal yang paling menyedihkan pada saat ini adalah banyak di kalangan kaum muslimin yang mudah sekali menuduh orang lain sesama muslim sebagai kafir, sesat, fasik, munafik, dan bidah. Perilaku ini semakin keras dan semakin marak. Padahal, seharusnya tugas umat Islam adalah membuat orang kafir menjadi muslim dan bukan menuduh atau memaki saudara sesama muslim sebagai orang kafir.
Kembalilah pada keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad saw yang selalu menebarkan kasih sayang dan pengetahuan bagi seluruh umat manusia serta alam semesta.
Sampurasun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar