Selasa, 18 September 2018

Kembangkan Riset pada Perguruan Tinggi

Kembangkan Riset pada Perguruan Tinggi

Menteri Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof. Mohammad Nasir meminta perguruan tinggi mengembangkan riset untuk mendukung peningkatan daya saing bangsa.
“Potensi laut, pertanian di negara kita sangat besar, maka coba kembangkan dengan penelitian untuk peningkatan daya saing bangsa Indonesia,” jelasnya saat memberi kuliah umum di Universitas Teuku Umar (Utu) di Meulaboh, Aceh. Minggu (5/11/17).
Penelitian-penelitian Perguruan Tinggi diperlukan untuk menumbuhkan inovasi dalam sektor pertanian maupun kelautan, termasuk proses penyimpanan ikan, tambahnya.
“Lihat Maluku, mereka sudah bisa ekspor ikan ke Jepang, Korea, Cina, dan Arab Saudi dalam kondisi hidup. Coba Utu kembangkan itu biar menjadi pusat riset kemaritiman. Utu saat ini punya tujuh belas  prodi dan beberapa fakultas yang cukup untuk menunjang penelitian-penelitian sektor kelautan perikanan dan pertanian. Satu lagi yang perlu disediakan, yaitu pertambangan, saya lihat belum ada,” katanya.
Nasir mengatakan bahwa ada dua hal yang penting dalam upaya meningkatkan daya saing bangsa, yakni sumber daya manusia berkualitas yang dihasilkan perguruan tinggi dan inovasi hasil riset-riset ilmiah.
“Problem bangsa Indonesia saat ini adalah tidak ada yang menggunakan pola untuk melahirkan lulusan berkualifikasi dan inovasi berkenaan penelitian masih terbatas. Bila menginginkan daya saing bangsa kuat, kedua hal itu harus kita lakukan,” katanya.*******

Disunting dari tulisan Resti Rahmawati yang bersumber dari  HYPERLINK "http://aptisi.or.id" http://aptisi.or.id

STT Jabar Targetkan Sertifikasi Dosen pada 2018

STT Jabar Targetkan Sertifikasi Dosen pada 2018

Para dosen STT Jabar sibuk mempersiapkan dirinya untuk mendapatkan Jabatan Fungsional Akademik (Jafung). Persyaratan yang begitu banyak  diperlukan mereka penuhi satu persatu. Ada dua persyaratan jabatan fungsional akademik dosen, yaitu Persyaratan Akademik (dua syarat) dan Persyaratan Administrasi (dua puluh syarat).  Hal ini memang menjadi suatu kebutuhan wajib untuk para dosen khususnya di STT Jabar dalam meningkatkan perkembangan karirnya, apalagi dosen yang berjafung juga menjadi salah satu syarat untuk masuk dalam  HYPERLINK "http://dedekurniadi.web.id/2015/04/18/buku-panduan-resmi-serdos-2015-dikti/" sertifikasi dosen.
Dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dosen  adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Kewajiban seorang dosen adalah memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Penilaian angka kredit merupakan  suatu bentuk penghargaan dari pemerintah atas prestasi kinerja yang telah dicapai oleh seorang dosen. Dengan angka kredit tersebut, seorang dosen yang telah mempunyai prestasi kerja sesuai dengan peraturan perundangan berhak untuk mendapatkan kenaikan jabatan akademik. Tahapan dari jabatan fungsional akademik meliputi asisten ahli, lektor, lektor kepala, dan guru besar.
Target STT Jabar pada tahun 2018 agar dosen mendapatkan sertifikasi dosen (Serdos) dalam upaya meningkatkan mutu sebagai pendidik dan memperbaiki kesejahteraan dosen adalah dengan mendorong dosen untuk secara berkelanjutan meningkatkan profesionalismenya. (Riki Ridwan Margana, Ketua STT Jabar)


               Pentingnya Teknologi bagi Pendidikan
                     oleh Ani Maulani, S.Pd.

         Dalam memasuki era modern, kesadaran terhadap pentingnya teknologi di bidang pendidikan semakin meningkat. Pada zaman ini kita dituntut serba praktis dan cepat dalam memberikan informasi kepada peserta didik maupun orang tua. Hal ini berarti pengetahuan yang dikelola sangat penting dan lebih dari sekedar modal fisik yang dimiliki oleh suatu negara. Oleh karena itu, guru profesional harus dapat menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan sesuai karakteristik peserta didik. Pembelajaran yang kondusif diharapkan mampu mendorong siswa untuk selalu terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
         Teknologi informasi mempermudah guru dan peserta didik untuk memperoleh informasi. Sebagai contoh, guru dapat mengunduh kurikulum, silabus, bahan untuk mengajar, dan dapat menghasilkan ide-ide mengajar yang menyenangkan demi mewujudkan proses belajar mengajar yang kondusif. Bagi para staf, teknologi sangat penting dalam berjalannya sebuah lembaga untuk peng-input-an data-data mengenai sekolah, guru, siswa, dan lain sebagainnya. Bagi peserta didik, sudah pasti teknologi sangat dibutuhkan untuk sumber pengetahuan dan pengembangan wawasan. Bagi orang tua maupun masyarakat, teknologi bisa dimanfaatkan untuk sharing dan memberikan informasi dari sekolah ke rumah ataupun sebaliknya.
        Dengan adanya teknologi, diharapkan para guru dapat terus berinovasi di bidang pendidikan dan dapat memudahkan kita untuk belajar serta mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam dunia pendidikan, perkembangan teknologi informasi mulai dirasakan mempunyai pengaruh yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi, dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Akan tetapi, semua itu tidak terlepas dari sisi negatifnya. (Penulis adalah Kepala Sekolah Intan Al-Sali)

SD Plus Intan Al Sali Semarakan HUT PGRI ke-72



Pada Rabu, 22 November 2017, SD Plus Intan Al-Sali turut serta memperingati HUT PGRI yang ke-72 se-Kecamatan Cibiru. Acara ini dilangsungkan di Transmart Cipadung.
Dengan antusias dan semangat, perwakilan SD Plus intan Al-Sali, yaitu Alifah Farah Dzakiyah siswi kelas 1 dan M. Zahran Ainur siswa Kelas 3 berpartisipasi menebalkan mushaf Al-Quran yang didampingi oleh guru-gurunya masing masing. Selain itu, ada juga jalan santai yang diikuti kurang lebih sekitar 300 orang guru se-Kecamatan Cibiru.
 “Acaranya sangat positif, banyak sekali peserta yang ikut berpartisipasi mulai guru, murid, hingga perwakilan dari pihak Transmart pun ikut hadir di tengah-tengah acara yang sedang berlangsung. Harapan kami dengan diadakannya acara ini para guru lebih semangat lagi membangun putera-puteri harapan bangsa supaya kita sebagai guru bisa memberikan putera-puteri yang berkualitas, mandiri, dan tekun. Selaim itu juga, tak lupa agar jasa-jasa seorang guru sebagai insan cendekia lebih ditingkatkan lagi kesejahteraannya. Salah satunya guru honorer agar diberikan tunjangan dan gaji guru yang setara UMK di tiap-tiap daerah,” tutur Ani Maulani S.Pd., Kepala Sekolah SD Plus Intan Al-Sali. (Diana)

ABPTSI Perjuangkan Pajak PBB dan PPh


        Dengan memperhatikan UU Yayasan No. 16 tahun 2001 Junto No. 28 tahun 2004, yayasan adalah kegiatan nirlaba. Apabila ada sisa lebih dari kegiatan pendidikan, maka diinvestasikan kembali pada infrastruktur, laboratorium, serta kegiatan pengabdian masyarakat di PTS tersebut. Namun, akhir-akhir ini, kebijakan UU Pajak serta peraturannya amat bertumpang tindih dalam memperlakukan bidang pendidikan. Pendidikan dijadikan objek kena pajak, apalagi pasca-pengelolaan pajak yang semula dikelola sebagai PBB oleh Dirjen Pajak, kemudian diserahkan sesuai dengan UU Otonomi Daerah kepada pemerintah kabupaten-kota di seluruh Indonesia.
Menurut Ketua ABPTSI Jabar-Banten Sali Iskandar, hal itu mengakibatkan banyak Perda yang bertentangan dengan UU yayasan dan UU pajak itu sendiri. Bahkan, dalam UU Pajak tahun 1989 tentang Pendapatan Daerah dan Distribusi Daerah disebutkan bahwa lembaga sosial, keagamaan, pendidikan, tanah, dan bangunannya tidak kena pajak. Oleh karena itu, ABPTSI Jabar-Banten sejak Januari 2017 sampai dengan Desember 2017 gencar melakukan pembahasan dengan bupati dan walikota se-Jawa Barat dan Banten.
“Kami menyampaikan surat permohonan pembebasan pajak PBB bagi tanah dan bangunan yang dipakai untuk kegiatan PTS. Alhamdulillaah, secara bertahap sudah ada keputusan bahwa pemerintah Kota Bandung memberikan potongan PBB 40% yang berlaku bagi pendidikan TK, SD, SMP, SMA, MI, MTs, MA, serta perguruan tinggi swasta se-Kota Bandung,” terang Sali.
Di Kota Bandung sendiri terdapat 118 PTS. Di dalam pelaksanaannya, setiap yayasan harus mengajukan surat permohonan potongan pajak PBB 40% melalui Kepala Dinas Pajak dan Pendapatan Daerah. Kota Cirebon mendapatkan potongan PBB 50%. Kota Sukabumi mendapatkan potongan 50%. Kabupaten Ciamis dan Kota Cilegon akan ditentukan besarannya pada Januari 2018.
“Adapun kabupaten-kota yang lain sedang kami perjuangkan terus menerus.”
Di samping itu, Rapat Nasional ABPTSI Pusat pada 29 November 2017 di Hotel Batavia, Jakarta memutuskan akan mengajukan keberatan perpajakan bagi pendidikan di Indonesia dan akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi karena menganggap  ada benturan antara UU perpajakan serta peraturannya dengan UU Yayasan No. 16 tahun 2001 Junto UU No. 28 tahun 2004.
“Dengan memandang bahwa perguruan tinggi di Indonesia kurang lebih ada 4.000, maka PTS-nya itu ada 3.200. Itu artinya, seluruh pemasok yang mencerdaskan bangsa berada di tangan PTS, sementara PTN hanya menyelenggarakan sepertiga dari jumlah mahasiswa seluruh Indonesia,” terang Sali, “Kenapa ada perlakuan yang tidak adil? Kenapa tanah bangunan yang dipakai oleh PTN dan sekolah negeri tidak dikenakan PBB, sementara tanah yang digunakan oleh PTS dan sekolah swasta dikenakan PBB? Padahal, menurut UUD 1945 negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa.” (TF)

Rabu, 05 September 2018

Kunjungan Ilmiah SMP Plus Intan Al-Sali ke Mandalawangsit

Kunjungan Ilmiah SMP Plus Intan Al-Sali ke Mandalawangsit


SMP Plus Intan Al-Sali mengadakan kunjungan ilmiah dan observasi ke museum Mandalawangsi di Jln. Lembong No. 38, Sumur Bandung, pada 10 November 2017 bertepatan dengan Hari Pahlawan. Kunjungan tersebut di samping sebagai salah satu dari program kegiatan belajar mengajar, juga sebagai sebuah aktivitas dalam memperingati Hari Pahlawan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada siswa tentang sejarah Indonesia dan perjuangan para pahlawan Indonesia yang gugur di medan perang demi membela tanah air Indonesia. Dengan demikian, para siswa dapat menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan.
Untuk itu, para guru bisa lebih bersemangat mendidik anak bangsa agar kelak menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Di samping itu, siswa dapat lebih giat belajar sehingga bisa membanggakan tanah air Indonesia di mata dunia dalam bidang apa pun. (Ernie Fitria, Kepala Sekolah SMP Plus Intan Al-Sali).




Maulid Nabi


        Bismillaahirrahmaannirraahiim
Hari kelahiran Nabi Muhammad saw adalah hari yang teramat istimewa di kalangan umat Islam. Oleh sebab itu, tak heran pada berbagai belahan dunia, umat Islam merayakan atau memperingati hari lahir Nabi Muhammad saw tersebut dengan istilah Maulid Nabi.
Sudah selayaknya setiap muslim memanfaatkan peringatan tersebut untuk kembali mengingat-ingat ajaran Nabi Muhammad saw yang berasal langsung dari Allah swt. Kita harus kembali meneladani perilaku Nabi Muhammad saw agar terjadi keharmonisan di dalam diri sendiri, keluarga, masyarakat sekitar, negara, dalam pergaulan dunia, dan alam semesta.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa Nabi Muhammad saw pernah menegaskan bahwa dirinya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Hal itu berarti setiap manusia pada dasarnya sudah diberikan pemahaman dan kebiasaan untuk berperilaku baik secara langsung melekat sejak dalam kandungan oleh Allah swt. Akan tetapi, di dunia manusia mengalami banyak godaan yang dapat mengakibatkan menyimpangnya perilaku manusia dari yang seharusnya. Oleh sebab itulah, Nabi Muhammad saw diutus untuk menyempurnakan dan mengembalikan akhlak-akhlak manusia agar dapat kembali kepada Allah swt dengan lebih suci sebagaimana yang diinginkan Allah swt.
Nabi Muhammad saw dilengkapi pengetahuan yang luas untuk menciptakan keseimbangan dan keharmonisan hidup di dunia, baik di antara sesama manusia maupun dengan alam semesta. Oleh sebab itu, kita harus selalu berbaik-baik dan tetap berusaha menciptakan keharmonisan, perdamaian, dan keseimbangan di mana saja kita hidup. Jangan mudah mengumbar emosi yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan, baik terhadap diri sendiri maupun dengan lingkungan sekitar kita. Tidak perlu terlalu gemar menyalahkan orang lain dan menganggap diri selalu paling benar karena kita adalah manusia yang membutuhkan orang lain untuk mengoreksi diri kita sendiri.
Hal yang paling menyedihkan pada saat ini adalah banyak di kalangan kaum muslimin yang mudah sekali menuduh orang lain sesama muslim sebagai kafir, sesat, fasik, munafik, dan bidah. Perilaku ini semakin keras dan semakin marak. Padahal, seharusnya tugas umat Islam adalah membuat orang kafir menjadi muslim dan bukan menuduh atau memaki saudara sesama muslim sebagai orang kafir.
Kembalilah pada keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad saw yang selalu menebarkan kasih sayang dan pengetahuan bagi seluruh umat manusia serta alam semesta.
Sampurasun.

Duta GenRe Kota Bandung


        Septiani yang lahir di Samarinda, 12 September 1995 ini adalah Duta GenRe Kota Bandung 2017. Ia mahasiswa STMIK Jabar Program Studi Sistem Informasi.
Di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa, Septiani yang berbintang Virgo ini aktif pula menjadi Ketua Himasi STMIK Jabar 2017-2018. Ia mengakui merasa senang dan nyaman kuliah di STMIK Jabar. Pelayanan yang ia rasakan pun terasa ramah.
Menurutnya, karena merasa nyaman, tidak ada kesulitan yang berarti dalam membagi waktu antara kuliah dengan kegiatan lainnya.
“Karena kuliah di STMIK Jabar fleksibel, bisa membagi waktu dengan kegiatan positif lainnya, seperti, bantu orangtua di kantor, bisa ikut berorganisasi dan bisa bersosialisasi dengan masyarakat dan teman,” terang gadis berusia 22 tahun ini.
Mengenai persiapan dirinya dalam menghadapi masa depan, Septiani membuat perencanaan dengan pembekalan diri dengan cara memperkuat iman serta memperbanyak pengalaman, prestasi, dan ilmu tentang usaha dan bisnis.
Septiani berpesan kepada sesama generasi muda, “Jangan mau bergaul di satu tempat karena ilmu didapat di mana saja, yaitu di tempat kita mau mencari dan mempelajari serta menerapkan ilmu yang didapat di tempat dan orang lain. Jangan gengsi, jangan ngeluh, percaya diri, dan jangan sombong.”
Bagi yang ingin berkenalan lebih dekat, ini alamat Septiani Jl. Golf 3 No. 80 Cisaranten Wetan, Cinambo, Kota Bandung. (Rony)

LDKS Osis SMP Plus Al-Aitaam


         Pada Jumat, 17-18 November 2017, SMP Plus Al-Aitaam telah melaksanakan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) Osis. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan pemimpin yang lebih baik pada masa depan.
Setelah kurang lebih persiapan satu minggu, akhirnya berkumpul 34 peserta yang terdiri atas kelas 7 dan kelas 8, serta 18 panitia dari kelas 9.
Acara dibuka dengan sambutan dari Taufik Mubarak, selaku Wakasek Kesiswaan.
Taufik menyampaikan beberapa pesan untuk para peserta dan panitia, "Kalian adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk masuk Osis. Dari sekian banyak orang yang ingin ikut, Allah hanya memilih kalian, maka jangan sia-siakan kesempatan ini."
Sedetik kemudian, para peserta yang termotivasi dengan kalimat Taufik, mengucapkan takbir.
Kegiatan dilanjutkan dengan mengecek barang bawaan yang harus di bawa. Para panitia mulai merazia satu per satu barang yang tidak disuruh untuk dibawa. Misalnya, peserta wajib membawa dua roti. Oleh karena itu, peserta yang membawa roti lebih dari dua, panitia sita/razia. Alhasil, panitia merazia banyak sekali makanan dan minuman yang tidak perlu dibawa. Di sini para peserta dilatih untuk bersikap dewasa, sehidup sepenanggungan dengan peserta lain. Lapar, lapar bersama. Kenyang-kenyang bersama. Tidak ada yang boleh lebih istimewa.
Acara dilanjutkan dengan dua materi dari mahasiswa Unpas tentang kepemimpinan dan keorganisasian. Materi ini membuat peserta lebih tahu apa perbedaan antara pemimpin, pimpinan, dan kepemimpinan. Dalam materi ini juga para peserta diajak berdialog tentang tujuan mereka mengikuti kegiatan LDKS ini.
Pada malam hari peserta berkumpul untuk menyantap makan malam. Mereka berbaris rapi, membawa piring, sendok, dan gelas. Peserta berjajar antri per kelompok untuk kemudian diberi nasi, sayur, dan kerupuk oleh panitia yang bertugas sebagai koki. Para peserta tidak boleh dulu makan sebelum semua mendapat nasi. Mereka baru boleh makan setelah menunggu sekitar dua puluh menit antrian. Di sini para peserta belajar lagi tentang arti kebersamaan agar menahan lapar untuk kemudian menikmatinya secara bersama-sama.
Panitia memberi waktu sepuluh  menit untuk makan. Selanjutnnya, para peserta per kelompok mencuci piringnya sendiri-sendiri di depan panitia. Di sini peserta belajar lagi tentang kemandirian.
Acara berlanjut ke jurit malam. Pukul dua dini hari peserta dibangunkan untuk menerima materi di pos to pos yang telah di sediakan. Di sini para penjaga pos memberikan penekanan tentang tujuan mereka masuk Osis, mendisiplinkan mereka, membuat para peserta agar lebih serius jiwanya, serta memberikan hukuman atas aturan-aturan yang dilanggar saat kegiatan. Di sini peserta belajar untuk lebih disiplin, lebih hati-hati, dan siap menerima risiko. Acara itu di tutup dengan shalat Shubuh berjamaah dan membaca beberapa lembar Al-Quran.
Pada pagi harinya acara berlanjut dengan games dari para panitia setelah sarapan. Games diharapkan cukup untuk melepas ketegangan seharian.
Pada hari berikutnya secara resmi Osis kepengurusan baru dilantik dengan diketuai oleh Muhammad Fajri dari kelas 8 B yang menerima jabatan dari Azmi Syakira, selaku Ketua Osis sebelumnya. (Lutfi Satriawan)

Membangkitkan Kembali Pikma

  Pusat Ilmu Komputer dan Manajemen Al-Ghifari (Pikma) di bawah kepemimpinan Netty Nurdjannaty Budhyningsih yang pernah berjalan dan telah menghasilkan lulusan kini diwacanakan untuk dibangkitkan kembali. Pikma memang sudah cukup lama vakum, tidak beroperasi. Menurut Netty, Pikma berhenti beroperasi disebabkan para mahasiswanya ditarik menjadi mahasiswa STMIK Jabar.
“Saat itu, kami berkonsentrasi pada pengelolaan STMIK Jabar dan Pikma disepakati untuk sementara berhenti dulu,” terang Netty.
Pikma sendiri merupakan lembaga yang lebih berkonsentrasi pada materi pembelajaran terkait manajemen dan komputer seperti komputer akuntansi. Hal itu disebabkan banyak dunia kerja di dalam negeri dan luar negeri yang membutuhkan tenaga kerja yang menguasai komputer akuntansi.
Wacana untuk membangkitkan kembali Pikma disebabkan adanya hubungan antara pengurus Yayasan Al-Ghifari dengan beberapa departemen di pemerintahan untuk proyek-proyek magang. Selain itu, wacana membangkitkan Pikma berguna sebagai pengembangan lembaga di lingkungan Yayasan Al-Ghifari.
Netty berharap jika Pikma kembali berjalan, dapat mengelola Diklat, kursus, pemagangan, dan pelatihan tenaga kerja, baik untuk kepentingan di dalam negeri maupun di luar negeri. Dia pun berharap bahwa Pikma dapat bekerja sama dengan BP3TKI untuk memberikan keterampilan bagi tenaga kerja.
Netty mencontohkan bahwa dirinya sempat dua kali direkrut terlibat dalam Diklat TKI untuk program penempatan ke Jepang.
“Saya dua kali direkrut dalam Diklat TKI. Mengapa kita tidak memiliki lembaga sendiri yang dapat menyelenggarakan Diklat tersebut?” kata Netty.
Menurutnya, saat ini untuk penempatan ke Jepang programnya masih berjalan sehingga alangkah baiknya Pikma segera beroperasi.
“Jika tidak segera berjalan, program ke Jepang akan berakhir dan kita harus mencari lagi program penempatan ke negara lainnya,” terangnya. (TF)

Kamis, 30 Agustus 2018

Budaya, Keimanan, dan Ketakwaan dalam Seni Sunda



         Ada yang menarik di acara Satu Dekade Yayasan Al-Aitaam beberapa waktu lalu. Sebagai penutup, penampilan Rita Tila sangat ditunggu-tunggu. Ini kali keduanya wanita kelahiran Sukabumi, 16 Desember 1984 tampil mengisi acara di Yayasan Al-Aitam. Meskipun sudah sering melanglangbuana ke beberapa negara di Eropa dan Amerika, Teh Rita tidak pernah menolak untuk tampil meskipun acara tersebut bukan acara yang besar.
“Salami eta pakait sareng seni budaya, abdi mah ngarojong wae. Salah sahiji apresiasi oge ti lingkungan yayasan ieu kumargi setiap aya event tangtos ngulem simkuring. Janten tos sapertos kulawargi. Alesan abdi kersa tampil di dieu nyaeta kumargi Yayasan Al-Aitaam gaduh nilai plus dina kaimanan sareng katakwaan. Tah ayeuna dibarengi ku seni, eta janten salah sahiji kahormatan kanggo simkuring,” tutur wanita 33 tahun itu.
  Saat diwawancara oleh Tabloid Pendidikan dan Kesehatan tentang antusias masyarakat di dalam maupun di luar yayasan, Teh Rita mengatakan, “Di lingkungan yayasan ieu nu atos-atos antusias masyarakatna sangat menikmati. Upami di luar  justru saurna mah teu aya pisan generasi penerus, padahal pas kamari sim kuring ngayakeun Pasanggiri Pop Sunda Rita Tila, anu daftar na seueur dugi ka ratusan. Janten, Alhamdulilah ku kemasan-kemasan Sunda kiwari justru janten inovasi baru kanggo pemuda pemudi, pangpangna mah Jawa Barat. Pan seuseueurna masyarakat teh ningal seni Sunda mung degung we atanapi calung, ah tunduh ngupingkeuna ge, janten alim mencintai, tapi kadieuna keun seueur pisan kamotekaran sareng antusiasna oge benten. Ayeuna mah aranjeunna sareneng pami aya acara anu berhubungan sareng seni budaya, bahkan anjeunna gaduh komunitas-komunitas na nyalira.”
Selain sibuk menyanyi, Teh Rita juga sibuk menjadi pembawa acara “Pasosore Edas” di TVRI Jabar, juga menjadi dosen di ISBI. Bahkan, Teh Rita pernah diundang konser dan mengajar musik tradisional Sunda di Pittsburgh University, Ohio Unversity, Emory University dan Atlanta University di Amerika Serikat.
Pesan-pesan Teh Rita untuk generasi muda mengenai seni budaya, keimanan dan ketakwaan, “Kasarna mah pan urang teh gubrag ka alam dunya teu dipasihan acuk teu di pasihan nanaon. Ayeuna dipasihan tuang, eueut, hujan, panas. Tos tangtosna eta teh ti Gusti, kalebet anu dipasihan anugerah ku Gusti, misalkeun, abdi dina vokal, Si Anu janten pemaen kendang, kan eta teh anugerah. Hubungan sareng keimanan ketakwaan nyaeta urang kedah bersyukur ka Gusti ku cara ngamumule hasil Bumi, di antawisna, kacapi tina kai, suling tina awi, suanten puguh deui tinu Nyiptakeun. Peupeujeuhna kanggo pemuda-pemudi, ulah gengsi ngamumule tradisi da Gusti mah pasti masihan anu langkung-langkung ti eta asal urang na ikhlas, pami urang resep dangdut atanapi pop Sunda kenapa tidak? Kedah nyaah ka budaya indung. Paripaos na mah pami nyaah ka indung teh kedah dijaga. Oge basa indung, nyaeta basa Sunda, tangtu sareng budayana.”(Diana)



Puncak Tema SD Plus Al-Aitaam


          Pada Sabtu, 18 November 2017, SD Plus Al-Aitaam menggelar acara Puncak Tema di lingkungan Kawasan Pendidikan Yayasan Al-Aitaam, Jln. Aceng-Sali, No. 1, Ciganitri, Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Acara yang diketuai oleh Kepala SD Plus Al-Aitaam Awaluddin Ritonga, S.Pd.I. ini terdiri atas lima acara utama, yaitu Pembukaan,  Puncak Tema 1, Puncak Tema 2, Puncak Tema 3, dan Tarian Tampilan Tambahan. Tujuan dari acara Puncak Tema sendiri adalah memfasilitasi siswa dalam menyalurkan bakat, minat, dan potensi yang dimiliki.
“Hal itu disebabkan setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya kita dukung dan kita kembangkan. Kekurangannya harus kita hargai,” kata Awaluddin.
Adapun urutan acara tersebut adalah  Pembukaan: Pembacaan ayat suci Al-Qura’n (Ghilman Munif), sambutan Kepala Sekolah (Awaluddin Ritonga, S.Pd.I), sambutan Ketua Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung (Fatimah Nurjannati Iskandar), sambutan Pembina (Drs. H. Sali Iskandar); Puncak Tema 1: tarian Sisingaan kelas 2 umar, tahfidz kelas 1 Abu, demontrasi permainan kelas 1 Hasan (all member of class), doa kelas 2 Umar, tarian melayu kelas 2 Hafsoh; puisi kelas 3, dan tarian kelas 1 Ali; Puncak Tema 2: doa kelas 1 Fatimah, tari Saman kelas 2 Utsman, nyanyian Burung Hantu kelas 1 Fatimah, tahfidz kelas 1 Ali, demonstrasi kelas 3, drama musikal Jangan Takut Gelap kelas 1 Aisyah, Padus kelas 2; Puncak Tema 3: nyanyian kelas 3, karate, doa, tahfidz dan asmaul husna kelas 3, tarian Cingcangkeling, nyanyian twinkle-twinkel little star kelas 1 Aisyah, tahfidz kelas 2 Hafsoh (all a member boys of Hafsoh class); Tarian Tampilan Tambahan: Keputerian, Kelas 6, Pramuka, dan Paskibra.
Dilihat dari seluruh kegiatan, acara ini menampakkan hasil yang positif.
“Hasilnya, alhamdulilllah, setiap  anak berani tampil di depan dan mau unjuk kabisa, sesuai dengan visi SD Plus Al-Aitaam, yaitu membentuk pemimpin yang shaleh, cerdas, dan cinta lingkungan.” (TF)


Senin, 27 Agustus 2018

Mawaddi Camp


           Madrasah Aliyah (MA) Mawaddi dan SMP Mawaddi menggelar Mawaddi Camp di kawasan wisata Cibolang, Pangalengan, Kabupaten Bandung. Para peserta kemping adalah siswa-siswa baru dan siswa pindahan dari sekolah lain. Kemping ini dikelola oleh panitia yang terdiri atas siswa lama atau kakak kelasnya dengan bimbingan para guru.
  Dari beberapa arti CPD, kegiatan ini sangatlah baik untuk para pendidik dan peserta didik. Beberapa arti CPD yang ada dalam kegiatan pendidikan, misalnya, Continuing Professional Development, Cooperative Professional Development, atau Camping  Pendidikan Dasar. Dari berbagai arti tersebut, CPD memiliki peran yang baik dalam mengembangkan potensi diri, menumbuhkan kekompakan dan persaudaraan, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, menumbuhkan keberanian, meningkatkan kemampuan diri, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, berbagai kegiatan CPD kerap diisi oleh berbagai hal yang mengarah pada arti CPD tersebut.
Demikian pula yang dilakukan dalam Mawaddi Camp, beragam acara diarahkan untuk pengembangan potensi diri tersebut. Acara-acara yang digelar dalam Mawaddi Camp tersebut adalah Shalat Berjamaah; Training “Leadership & Cara Berorganisasi di Sekolah”; Tugas Kelompok (Proyeksi) dari Materi 1; Kultum; Training “Pemuda Modern yang Tangguh dan Berakhlakul Karimah”; Api Unggun; Jurit Malam; Aksi Kebersihan; Aksi Kesehatan “Sport is Fun”; Pelatihan Pembuatan Tandu; Training “Fungsi dan Peran Generasi Muda”; Games Edukasi; Pelatihan Baris-Berbaris; Pelatihan Kekompakan; Membaca Al Quran “One by One”; Training “Kedisiplinan (Waktu & Kepribadian); Hiburan Panitia dan Guru; Out Bond; Rest and Fun.
Kemping tersebut dikoordinatori oleh Sekar Pujawiningsih, selaku Korlap yang juga Ketua Osis MA Mawaddi dengan tetap dalam bimbingan guru yang dipimpin oleh Irfan B. Almuzani. Di samping Irfan, guru-guru yang berperan dalam pengisi acara adalah Asep Reno, Dedi, Tom Finaldin, Lutfil Hakim, Agus Ridwan Bukhari, Ajo, Lina, dan Yudi Yumaidi.
Mawaddi Camp yang digelar pada 31 Oktober s.d. 2 November 2017 tersebut diharapkan dapat mendorong perubahan positif pada kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sehari-hari. Di samping itu,  diharapkan pula dapat terjalin silaturahmi yang lebih kuat dan utuh pada seluruh tenaga kependidikan di MA Mawaddi dan SMP Mawaddi. (TF)


Tom Finaldin saat memberikan materi “Leadership & Berorganisasi di Sekolah”

Api Unggun,Pembakar Semangat dan Persaudaraan
Keceriaan Peserta Dan Panitia
Merapatkan Barisan Memperkokoh Persaudaraan 

Minggu, 29 Juli 2018

Denti Zunia Lasmini Menjadi Aktivis dengan Tidak Mengabaikan Akademis



     
       Denti Zunia Lasmini lahir di Sumedang, 15 Juni 1995. Dia adalah salah seorang mahasiswi Universitas Al-Ghifari Bandung. Pengalaman Denti dalam berorganisasi memang sudah cukup mumpuni dilihat dari prestasi yang sudah didapatkan, baik dalam bidang akademis maupun dalam berorganisasi selama kuliah di Universitas Al-Ghifari Bandung,

Denti adalah salah seorang kader organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Selain menjadi aktivis, Denti juga adalah mahasiswi yang tidak mengabaikan akademisnya karena baginya, dengan mempertahankan IPK yang baik adalah salah satu tanggung jawab terhadap orang tuanya dalam memenej waktu antara belajar di bangku kuliah dengan berorganisasi.

“Yang saya prioritaskan adalah akademik karena tujuan HMI yang pertama adalah terbinanya insan yang akademis. Setiap kader wajib mengedepankan urusan akademis, lalu berorganisasi.” ujarnya.

Pada 20 Juli 2017, Denti terpilih menjadi Ketua Umum Korps HMI-Wati (Kohati) Cabang Bandung melalui Musyawarah Kohati Cabang Bandung. Ini merupakan salah satu prestasi cemerlang karena Denti sebagai salah satu perwakilan dari mahasiswi Universitas Al-Ghifari Bandung, memenangkan pemilihan KOHATI Cabang Bandung yang didukung berbagai universitas terkemuka negeri dan swasta yang tergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandung. Lalu pada tanggal 09 september 2017, Denti dilantik menjadi Ketua Umum Kohati Cabang Bandung.

Denti berharap, “Untuk adik-adik mahasiwa Universitas Al-Ghifari Bandung, harus serius belajar, memanfaatkan waktu belajar dengan sebaik baiknya dengan membaca buku lebih rajin, aktif di kelas dengan menunjukan bahwa walaupun kita aktif di organisasi, kita dapat menjadi yang terbaik ketika kita belajar dengan teman yang lain, bukan malah akademik menjadi terbengkalai. Semuanya harus seimbang dan akademik harus menajdi prioritas.(Siti Nurhayati Barsasmy)

Beasiswa AITB


Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung melalui Akademi Industri Tekstil Bandung (AITB) kembali berkontribusi mendukung perkembangan dunia pendidikan dengan memberikan program beasiswa satu semester kepada calon mahasiswa AITB yang berasal dari umum dan karyawan perusahaan tekstil.

Sebagaimana dikatakan Ketua Pembina Pendidikan Al-Aitaam Bandung, Sali Iskandar pada sambutan acara ulang tahun Yayasan pendidikan Al-Aitaam Bandung yang ke-10 pada Rabu 10 Oktober  2017 di Jln. Aceng Sali, Ciganitri, Bojongsoang Kabupaten Bandung.

“Yayasan pendidikan Al-Aitam Bandung berkomitmen untuk memberikan beasiswa bagi lulusan SMA/SMK atau yang sederajat dan karyawan perusahaan tekstil yang berprestasi, namun kurang  mampu untuk membawa mereka ke  masa depan yang lebih baik.”
Iwan Djuandi, M,T.

Ketua Yayasan Pendidikan Al-Aitam Bandung, Fatimah Nurjannati Iskandar, S.E. mengatakan bahwa program beasiswa ini merupakan komitmen jangka panjang yayasan untuk terus mendukung program pendidikan di Indonesia, khususnya kepada calon mahasiswa berprestasi, namun kurang mampu.

“Dengan adanya program beasiswa ini para calon mahasiswa diharapkan lebih termotivasi untuk belajar dan membentuk kompetensi diri yang baik serta meningkatkan kualitasnya agar terus  berkembang sebagai penerus bangsa dan memberikan kontribusi positif bagi negara di bidang tekstil dan produk tekstil,” ujar Direktur AITB,  Iwan Juandi, MT. (IJ)

Minggu, 17 Juni 2018

Kerja Bakti SMK Plus Al-Aitaam-TNI



Pada Selasa, 24 Oktober 2017 mulai pukul 07.30 siswa SMK Plus Al-Aitaam yang berdomisili di Kampung Ciganitri, RT 05 RW 02, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung secara sukarela bergabung dengan anggota TNI, baik dari Koramil 0908/Dayeuhkolot, Koramil 0917/Gunung Halu, Kesdam III/SLW, maupun Yon Armed 4 Cimahi. Siswa SMK dan prajurit TNI bahu-membahu membersihkan sungai dan Bantaran Sungai Cicadas yang terletak di belakang Komplek Perumahan GBA antara RW 08 dan RW 12. Mereka membersihkan sampah dan merapikan sungai dengan menggunakan alat seadanya, seperti, golok, cangkul, garpu, sapu lidi, dan arit.

            Menurut Junizar Ridwan F., S.Pd.I., selaku Wakasek Kesiswaan SMK Plus Al-Aitaam, kegiatan kerja bakti ini merupakan program dari TNI, “TNI dalam hal ini Babinsa mengajak para siswa agar para siswa memiliki rasa cinta terhadap lingkungan.”

            Dalam kerja bakti ini, siswa SMK dilibatkan dalam membersihkan bantaran sungai, membuang sampah, dan bagian atas sungai. Mereka tidak turun ke dalam sungai. Adapun prajurit TNI turun ke bagian dalam sungai.

            Kerja bakti ini di samping membersihkan sungai agar bersih dan tidak menimbulkan bencana alam seperti banjir, juga mempererat hubungan antara TNI dengan pihak sekolah atau masyarakat non-TNI. Kerja bareng ini sangat diapresiasi pihak TNI.

            Dalam artikelnya, Babinsa Desa Cipagalo Koramil 0908/Dayeuhkolot Serma Yahuza menulis bravo untuk Yayasan Al-Aitaam. Mudah-mudahan tetap jaya dan menjadi nomor satu serta menjadi pelopor bagi semuanya. (TF)

Pengalaman SMP Plus Intan Al-Sali Menjawab Tantangan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus



Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, baik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Namun, tidak bisa kita pungkiri bahwa dalam pelaksanaannya timbul berbagai macam tantangan sehingga masih banyak anak berkebutuhan khusus tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang sebenarnya merupakan hak bagi mereka.

Pengalaman yang kami rasakan selama mendidik anak berkebutuhan khusus sangat beragam. Ada siswa yang kesulitan belajar akademik, seperti, membaca, menulis, atau berhitung. Ada pula yang kesulitan menerima dan menyusun informasi agar bisa dipahami, bahkan sulit dalam mengomunikasikan informasi yang diterima atau didengar yang berdampak pada kesulitan bahasa dan komunikasi, seperti, sulit mengucapkan dan merangkai kata-kata, sulit menyebutkan nama benda karena keterbatasan kosa kata. Adapun siswa yang hiperaktif, tidak dapat menahan amarah, gampang kecewa, dan suka mengganggu. Namun, ada juga yang memiliki bakat khusus, kreatif, dan memiliki berbagai ide atau karya yang merupakan keaslian dari hasil berpikirnya sendiri. Sebuah pengalaman tersendiri bagi saya dan guru yang lainnya,tutur Erni, selaku Kepala SMP Plus Intan Al-Sali saat diwawancarai Tabloid Pendidikan dan Kesehatan.

“Media yang kami gunakan selama proses pembelajaran juga beragam mulai kartu abjad, kartu kata, dan kartu kalimat untuk yang memiliki kesulitan belajar. Set puzzle untuk siswa yang kesulitan konsentrasi. Selain itu, masih banyak media lainnya, jelas Erni, ibu satu anak ini.

Bagi yang berminat untuk menyekolahkan putera-puterinya, SMP Plus Intan Al-Sali telah membuka pendaftaran untuk siswa/siswi reguler dan ABK pada bulan November hingga Desember dengan Rincian Biaya Khusus. Sekolah ini dapat dihubungi melalui 083-821-510-685/081-807-855-355, Jln. Pasanggrahan Indah No.15, Cisurupan, Cibiru, Kota Bandung. (DN)