Sabtu, 10 Februari 2018
SMA Plus Al-Ghifari
Latih Siswa Berpikir Kritis, Kreatif, Tekun, dan Mujahadah
SMA Plus Al-Ghifari yang berlokasi di Jln. Cisaranten Kulon 140 Bandung mengusung prioritas mulia dalam pengembangan pendidikan. Sekolah yang melandaskan proses pelajar mengajar (PBM) kepada Alquran dan Al Hadits ini, menanamkan kebiasaan Islam kepada siswa sejak dini.
Kepala SMA Plus Al-Ghifari, Drs. Badrudin, mengatakan, proses pendidikan di sekolah itu diarahkan untuk melatih siswa berpikir kritis, kreatif, tekun, dan mujahadah (sungguh-sungguh).
“Itu untuk mewujudkan peserta didik yang memilki character building (akhlak) yang baik. Peserta didik yang diharapkan di SMA Plus Al-Ghifari adalah yang memiliki semangat tinggi, mujahadah, untuk mengemban tugas suci menjadi wakil Allah di muka bumi,” kata Badrudin, di ruang kerjanya, Senin (30/1).
Menurutnya, prioritas pendidikan di SMA Plus Al-Ghifari diimplementasikan melalui penerapan perpaduan antara kurikulum nasional dan kurikulum ciri khas Islami Yayasan Al-Ghifari.
“Dua muatan itu diramu dan dikemas dengan baik untuk memenuhi dan memperhatikan kebutuhan siswa akan sains dan teknologi,” katanya.
Selanjutnya Badrudin menuturkan, PBM di SMA Plus Al-Ghifari dilakukan dengan memakai metode halaqah (mentoring). Selain itu, pembelajaran juga menggunakan metode klasikal dan individual dan disampaikan secara tertulis, hapalan, dan praktik yang dibantu alat peraga.
“Yang patut dicatat, PBM diupayakan dalam suasana nyaman dan ditunjang perangkat multimedia,” ujarnya.
Disebutkannya, untuk menunjang PBM di sekolah yang berdiri sejak 21 tahun lalu itu, sarana dan prasarana disediakan secara lengkap. Di samping memiliki perpustakaan, laboratorium komputer, dan akses internet, yang jadi kelebihan dari sekolah ini yaitu dimilikinya masjid yang menjadi miniatur pembinaan dan sarana ibadah siswa.
“Pembelajaran berlangsung mulai Senin sampai Sabtu, pukul 06.45 hingga 15.00 WIB, kecuali hari Sabtu PBM sampai pukul 12.00 WIB. Setiap hari salat dhuhur berjama’ah, dhuha, tadarus, mahadharah (kultum oleh siswa), serta pada hari Jumat siswa mengikuti salat Jum’at berjama’ah,” tuturnya.
“Siswa juga diwajibkan mengikuti kultum (kuliah tujuh menit), pembinaan Alquran setiap hari Sabtu, pengembangan mentoring, dan pembinaan spiritual,” imbuhnya. (dede suherlan)**
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar