Rabu, 14 Maret 2018

Pelantikan Pejabat Struktural di Universitas Al-Ghifari

Pelantikan Pejabat Struktural di Universitas Al Ghifari

Bandung, Tabloid Pendidikan & Kesehatan

Bertempat di aula Gedung SD Al-Ghifari lantai empat, Jl. Cisaranten Kulon, Bandung, dilaksanakan Pelantikan Pejabat Struktural di Universitas Al Ghifari. Acara ini digelar pada Senin, 25 September 2017.

Para pejabat yang dilantik adalah R. Dewi Cahyani, M.Pd., sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Dedeh Rosmaniar, S.T., M.T., sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Heri, S.I.P, M.A.P. sebagai Ketua Program Studi Administrasi Negara Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; M. Ridwan Caesar, S.I.P., M.A.P., sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi Negara Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Iwan Ardiansyah, S.E., M.M., sebagai Ketua Program Studi Manajemen Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021.

Acara itu dihadiri oleh banyak pengurus Yayasan Al Ghifari dan para pejabat Universitas Al Ghifari. Mereka adalah Ketua Pembina Perintis Pendiri Yayasan Al-Ghifari Drs. H. Sali Iskandar; Ketua Yayasan Al Ghifari Tom Maskun, S.Pd., M.Pd.; para Pengawas Yayasan Al-Ghifari; Rektor Universitas Al-Ghifari Dr. H. Didin Muhafidin, M.Si.; para dekan; tamu undangan.

Pembacaan SK Pengangkatan dilakukan oleh Dr. H. Deden Suhendar, M.Si.. Adapun pembacaan sumpah jabatan dipimpin oleh Ketua Yayasan Al Ghifari Tom Maskun, M.Pd.

Pada pembukaan acara dibacakan ayat suci Al Quran oleh H. Usep Shofiyudin, M.Ag.. Sambutan-sambutan disampaikan oleh Ketua Pembina Perintis Pendiri Yayasan Al Ghifari Drs. H. Sali Iskandar; Ketua Yayasan Al Ghifari Tom Maskun, S.Pd., M.Pd.; Rektor Universitas Al-Ghifari Dr. H. Didin Muhafidin, M.Si.. Adapun doa penutup dipimpin oleh Nuhrodin, S.Ag., M.M.Pd.. (TF) 

Jiwa 4 M



Bandung, Tabloid Pendidikan & Kesehatan

Dr. H. Didin Muhafidin, M.Si., selaku Rektor Universitas Al Ghifari, memberikan sambutan dalam acara Pelantikan Pejabat Struktural di Universitas Al Ghifari yang diselenggarakan di Gedung SD Al Ghifari, lantai empat, Jln. Cisaranten Kulon, Kota Bandung. Acara ini sendiri dilaksanakan pada Senin, 25 September 2017.

Dalam sambutannya, Didin berpesan khususnya kepada para pejabat yang dilantik untuk memiliki jiwa 4 M. Adapun para pejabat yang dilantik adalah R. Dewi Cahyani, M.Pd., sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Dedeh Rosmaniar, S.T., M.T., sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Heri, S.I.P, M.A.P. sebagai Ketua Program Studi Administrasi Negara Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; M. Ridwan Caesar, S.I.P., M.A.P., sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi Negara Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Iwan Ardiansyah, S.E., M.M., sebagai Ketua Program Studi Manajemen Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021.
Acara Pelantikan Pejabag Struktural di Universitas Al Ghifari

Penjelasan Didin tentang jiwa 4 M sebagaimana berikut. Pertama, Mujahid. Pejabat di Universitas Al-Ghifari harus memiliki jiwa mujahid, yaitu pejuang. Dia harus terus berjuang memajukan pendidikan di Al Ghifari dalam rangka mengabdikan diri kepada Allah swt. Para pejabat itu harus menjadi pejuang di jalan Allah swt.

Kedua, Mujaddid. Pejabat di Universitas Al Ghifari harus berjiwa mujaddid, yaitu pembaharu. Sebagai pembaharu, para pejabat tidak boleh hanya berpangku tangan menerima segala hal yang ada dan menikmati yang sudah ada, tetapi harus mampu melakukan pembaharuan, misalnya, memiliki terobosan dalam meningkatkan jumlah mahasiswa serta menambah jumlah dan jenis program studi.

Ketiga, Muwahid. Pejabat Universitas Al-Ghifari harus memiliki jiwa muwahid, yaitu pemersatu. Pejabat itu harus mampu mempersatukan berbagai kelompok yang ada. Para bawahan harus dipersatukan. Seluruh jajaran yang berada di dalam tanggung jawabnya harus diusahakan agar bekerja secara kompak dan tidak berpecah-belah.

Keempat, Munfarid. Pejabat di Universitas Al-Ghifari hendaknya berjiwa munfarid, yaitu mandiri. Para pejabat jangan terlalu berharap pada subsidi atau bantuan dari mana-mana, tetapi harus mampu mandiri dengan mengerahkan potensi yang dimilikinya.

Menurut Didin, kunci kesuksesan dalam memajukan lembaga pendidikan adalah harus mampu menyenangkan orang lain.

“Usaha yang berhasil adalah usaha yang harus menyenangkan orang lain dan mampu menampilkan citra yang baik,” katanya. (TF)

Visi, Misi, Fungsi, dan Tugas Kopertis



Visi dan Misi

Visi Kopertis adalah terwujudnya perguruan tinggi yang bermutu melebihi standar nasional pendidikan tinggi. Adapun misinya adalah membantu penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu melalui Bindalwas penatakelolaan, manajemen, organisasi, dan kepemimpinan perguruan tinggi.

Fungsi dan Tugas

Kopertis yang dimulai sejak 1975 peran dan fungsinya sangat tampak berkembang dengan terbitnya SK Mendikbud No.062/O/1982, No. 0135/O/1990, & SK Mendiknas No.184/U/2001 untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan yang mengacu pada paradigma baru, yaitu:

Pertama, kualitas yang berkelanjutan (substainable quality development). Kualitas tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat nisbi sehingga harus berkelanjutan yang didukung oleh otonomi. Otonomi perguruan tinggi seharusnya adalah otonomi yang bertanggungjawab kepada stakeholder, termasuk masyarakat.

Kedua, akuntabilitas, yaitu bertanggung jawab terhadap kinerja yang dilakukan pada masyarakat. Untuk itu, kinerja perguruan tinggi perlu dievaluasi dalam rangka pengendalian mutu sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan.

Ketiga, akreditasi yang merupakan penilaian terhadap kinerja suatu perguruan tinggi untuk menentukan kelayakannya. Penilaian ini dapat dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah.

Keempat, evaluasi diri yang merupakan kegiatan untuk mendapatkan kualitas yang berkelanjutan dan akuntabilitas. Kegiatan ini dilakukan dengan pengawasan oleh pemerintah.

Seiring dengan terbitnya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan Higher Education Long Term Strategy 2003–2010, perlu ada perubahan paradigma peran lembaga tinggi yang lebih ditekankan pada tiga strategi dasar, yaitu: daya saing bangsa, otonomi perguruan tinggi, dan organisasi yang sehat. Keberadaan Kopertis pada dewasa ini diperlukan mengingat perkembangan PTS sangat pesat dengan jumlah 2.789 PTS dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia sehingga pengawasan pengendalian dan pembinaannya tidak mungkin dilaksanakan langsung oleh Dikti.

Kopertis berfungsi mengoordinasikan PTS agar dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi secara akuntabel dan berkualitas. Adapun tugas yang dilaksanakan dalam pengawasan, pengendalian, dan pembinaan PTS meliputi melaksanakan pemantauan dan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di PTS; melaksanakan evaluasi kinerja penyelenggaraan PTS; melaksanakan klarifikasi dan verifikasi terhadap usulan pendirian PTS dan program studi; merencanakan, melaksanaan, dan memonitor pemberian bantuan kepada PTS; mengembangkan sistem informasi manajemen akademik dan administratif di Kopertis; melaksanakan sosialisasi peraturan dan kebijakan Dirjen Dikti, mengolah dan menganalisis laporan evaluasi diri PTS; melegalisasi fotokopi ijazah lulusan PTS; melaksanakan evaluasi terhadap perkembangan penyelenggaraan program studi.



Sumber: www.kopertis4.or.id


Kami Seluruh Jajaran Redaksi

Tabloid Pendidikan & Kesehatan

Mengucapkan

Selamat Ulang Tahun ke-10

bagi

Yayasan Al Aitaam

Semoga Selalu Sukses Mengabdi Negeri pada Bidang Pendidikan

TK Plus Al-Aitaam, SD Plus Al-Aitaam, SMP Plus Al-Aitaam, SMK Plus Al-Aitaam, STT Jabar, dan AITB



Semoga Allah swt Selalu Memberikan Jalan dan Perlindungan bagi Kita Semua
Amin

Milad


Bismillaahirrahmaannirraahiim


Tom Finaldin


Milad berasal dari kata maulud yang biasanya disambungkan dengan kata nabi yang menjadi maulid nabi. Maulid nabi sendiri dialamatkan pada peringatan hari lahir Nabi Muhammad saw. Maksudnya, milad adalah hari lahir. Dengan demikian, jika kita mengucapkan selamat milad, sama artinya dengan mengucapkan happy birthday atau selamat ulang tahun. Bisa pula sama dengan met Ultah.

Milad biasanya diisi oleh kegiatan-kegiatan yang penuh kegembiraan sebagaimana perayaan ulang tahun. Akan tetapi, milad lebih cenderung mengarah pada situasi religius yang mengharuskan adanya ritual “renungan”, hisab diri, dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menyongsong masa depan yang lebih baik lagi.

Pada edisi kali ini seluruh jajaran keredakturan Tabloid Pendidikan & Kesehatan mengucapkan Met Milad, Met Ultah, Happy Birthday, serta Semoga Panjang Umur Sehat Selalu dan Murah Rezeki kepada Yayasan Al Aitaam yang diketuai Fatimah Nurjannaty Iskandar dan di bawah pembinaan langsung Sali Iskandar.

“Selamat Ulang Tahun Yayasan Al Aitaam yang ke-10.”

Usia kesepuluh dalam dunia manusia tergolong masih anak-anak. Demikian pula, bagi sebuah lembaga, usia kesepuluh itu merupakan usia yang masih sangat muda dan masih harus mendorong dirinya untuk semakin maju melangkah meraih masa depan yang sangat diharapkan. Tentu saja, untuk meraih masa depan yang lebih cerah tidak boleh hanya dengan lamunan atau cita-cita, tetapi harus pula melakukan introspeksi, evaluasi, dan hisab diri dalam arti memahami apa yang sudah dicapai, apa yang belum dicapai, hal positif apa yang sudah dilakukan, serta hal negatif apa yang menghalangi pencapaian yang sebelumnya dijadikan target.

Sebagai lembaga yang ingin berfokus pada bidang pendidikan dan kesehatan, Yayasan Al Aitaam tentunya sudah memiliki peran yang cukup besar dalam memberikan sumbangan positif bagi pengembangan generasi muda dan pembangunan manusia Indonesia. Akan tetapi, pencapaian demi pencapaian itu bukanlah hasil akhir dari sebuah perjuangan, melainkan merupakan anak-anak tangga yang harus dijadikan pijakan-pijakan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi lagi.

Setiap manusia atau lembaga selalu memiliki sisi positif dan sisi negatif, keberhasilan dan kegagalan, kelebihan dan kelemahan. Oleh sebab itulah, Yayasan Al-Aitaam sangat memerlukan peningkatan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa henti terhadap hal-hal positif, keberhasilan, dan keberhasilannya. Pada saat yang sama memiliki kewajiban pula dalam meminimalisasi, bahkan menghilangkan segala hal yang bersifat negatif, kegagalan, dan kelemahan. Oleh sebab itu, seluruh insan yang tergabung dalam Yayasan Al-Aitaam hendaknya secara kontinyu melangkah maju dan terus melangkah untuk kemajuan Yayasan Al-Aitaam.

Semoga Yayasan Al-Aitaam tetap eksis dan semakin mendapat kepercayaan masyarakat luas serta mendapatkan bimbingan, perlindungan, dan ridho Allah swt. Amin.

Praktisi Kesehatan Tak Boleh Berhenti Belajar


Dunia terus berkembang. Kehidupan manusia pun terus berkembang dengan segala kompleksitasnya. Demikian pula ilmu kesehatan terus mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bahkan, ilmu kesehatan adalah ilmu yang termasuk sangat cepat perkembangannya.

Hal ini sangat disadari oleh dr. Penie Ariesta, Kepala Puskesmas Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.

“Ilmu kesehatan adalah ilmu yang sangat cepat berkembang,” kata Penie, “Praktisi kesehatan tidak boleh berhenti belajar. Salah satu sumber ilmu pengetahuan adalah melalui jurnal-jurnal medis.”

Ia mengatakan hal tersebut untuk mendorong para pelajar dan mahasiswa di bidang kesehatan. Ia sangat menghargai para mahasiswa dan atau dosen yang rajin menulis jurnal ilmiah medis atau membaca jurnal-jurnal tersebut. Apalagi sekarang penulisan jurnal ilmiah menjadi syarat mutlak untuk peningkatan kompetensi diri, baik dalam melaksanakan tugas sehari-hari maupun untuk meningkatkan kesejahteraan diri.
Kepala Puskesmas

Terkait tugas kesehariannya sebagai Kepala Puskesmas, Penie menegaskan bahwa Puskesmas memiliki kewajiban untuk melayani kesehatan masyarakat. Pelayanan yang dia maksudkan adalah pelayanan yang dilakukan di dalam gedung dan di luar gedung. Di dalam gedung Puskesmas harus melayani masyarakat dengan cara kerja yang cepat dari para pegawai, ketersediaan ruangan, kelengkapan peralatan, dan kelengkapan sumber daya manusia yang mumpuni, seperti, dokter, analis, dan apoteker. Adapun pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar gedung di antaranya melalui berbagai penyuluhan.

Pelayanan kesehatan melalui upaya penyuluhan sangatlah penting untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat agar dapat hidup lebih sehat lagi. Menurut Penie, kesehatan masyarakat berbanding lurus dengan tingkat pendidikan masyarakat. Oleh sebab itulah,  berbagai penyuluhan dilakukan untuk memberikan ilmu pengetahuan kesehatan kepada masyarakat dengan lebih merata.

Ia pun menjelaskan bahwa indikator pelayanan  kesehatan terdiri atas lima hal, yaitu promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, gizi, kesehatan ibu dan anak, serta pencegahan penyakit menular. Hal-hal itulah yang selalu dilakukannya dalam melayani masyarakat.
Puskesmas Nagrak

Berdasarkan pengakuannya, Puskesmas Nagrak yang dipimpinnya telah berhasil mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dengan angka yang sangat tinggi. Tingkat kepuasan masyarakat di lingkungannya mencapai angka 98,5%. Adapun masyarakat yang kurang puas berada dalam angka 1,5%. Ketidakpuasan masyarakat itu bukan disebabkan oleh obat atau penanganan penyakit, tetapi lebih pada pelayanan yang kurang cepat dan terkesan lamban, seperti, pendaftaran dan pemberian obat di apotek. Meskipun demikian, angka kepuasan masyarakat yang mencapai 98,5% menunjukkan bahwa pada dasarnya pelayanan kesehatan di Puskesmas Nagrak sudah sangat baik. Adapun pengaruh pelayanan kesehatan Puskesmas terhadap angka kesehatan penduduk di Kecamatan Nagrak masih dalam tahap pengumpulan data. Belum dapat diambil kesimpulan yang menyeluruh.

“Kami baru mengumpulkan data kesehatan satu desa dari tujuh desa yang ada,” katanya.  (TF)

Indikator dan Data Klasterisasi Perguruan Tinggi Kemenristekdikti Tahun 2017


Tepat pada hari peringatan HUT kemerdekaan Indonesia ke-72, Menristekdikti Mohamad Nasir  yang didampingi jajaran eselon I Kemenristekdikti mengumumkan klasterisasi dan pemeringkatan perguruan tinggi (PT) Indonesia tahun 2017.

Saat Jumpa Pers


Pada 2017 dihasilkan lima klaster PT non-politeknik di Indonesia dengan komposisi: klaster 1 berjumlah 14 PT; klaster 2 berjumlah 78; klaster 3 berjumlah 691, klaster 4 berjumlah 1.989, dan klaster 5 berjumlah 290. Adapun kelompok politeknik dihasilkan lima klaster dengan komposisi: klaster 1 berjumlah 10 politeknik; klaster 2 berjumlah 19; klaster 3 berjumlah 53,  klaster 4 berjumlah 54, dan klaster 5 berjumlah 52.

Sementara itu, ada empat belas PT terbaik (klaster I) tahun 2017 untuk kelompok non-politeknik yang secara berurutan diumumkan, yaitu: Universitas Gajah Mada (score 3,66), Institut Teknologi Bandung (3,53), Institut Pertanian Bogor (3,45), Universitas Indonesia (3,38), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (3,23), Universitas Diponegoro (3,08), Universitas Airlangga (2,99). Selanjutnya, Universitas Brawijaya (2,97), Universitas Hasanuddin (2,96), Universitas Negeri Yogyakarta (2,86), Universitas Sebelas Maret (2,85), Universitas Andalas (2,74), Universitas Pendidikan Indonesia (2,73), dan Universitas Padjadjaran (2,72).

Sementara itu, peringkat PT terbaik untuk kelompok politeknik, secara berurutan adalah Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (Score 2,24), Politeknik Negeri Sriwijaya (1,96), Politeknik Negeri Semarang (1,96), Politeknik Negeri Malang (1.95), Politeknik Negeri Jakarta (1,91), Politeknik Negeri Jember (1,88), Politeknik Negeri Bandung (1,85), Politeknik Negeri Lampung (1,84), Politeknik Negeri Medan (1,82) dan Politeknik Negeri Pontianak (1,71).

Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti menjelaskan aspek, indikator, dan data yang digunakan dalam Klasterisasi PT 2017. Menurut Patdono, aspek dan indikator yang digunakan dalam pemeringkatan tahun 2017 adalah pertama, aspek sumberdaya manusia (30%) dengan indikator persentase dosen berpendidikan S3, persentase dosen dalam jabatan lektor kepala dan guru besar, serta rasio mahasiswa terhadap dosen. Kedua, aspek kelembagaan (28%) dengan indikator akreditasi institusi Ban PT, akreditasi program studi Ban PT, akreditasi internasional, dan jumlah mahasiswa asing. Ketiga, aspek kemahasiswaan (12%) dengan kinerja kemahasiswaan. Terakhir, keempat, adalah aspek penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (30%) dengan indikator  kinerja penelitian, kinerja pengabdian kepada masyarakat, dan jumlah artikel ilmiah terindeks scopus per jumlah dosen.

Adapun data yang digunakan dalam klasterisasi/pemeringkatan ini merupakan data yang siap guna, baik yang berasal dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti). Data PD Dikti yang digunakan adalah data laporan tahun 2015 semester 1 dan semester 2. Data pemeringkatan juga dapat berasal dari data yang tidak tercakup dalam PD Dikti, tetapi merupakan hasil penilaian dari unit kerja Kemenristekdikti. Contoh: kinerja riset, kinerja kemahasiswaan.

Selain itu, dapat juga berasal dari data yang belum tercakup dalam PD Dikti, tetapi dikumpulkan secara terstruktur oleh unit kerja dan yang sangat relevan dengan pemeringkatan. Contoh: data mahasiswa asing. Sumber lain adalah data dari eksternal Kemenristekdikti, tetapi sudah mapan dan dapat menggambarkan kualitas PT. Contoh: data akreditasi, data publikasi terindeks scopus. *******




Sumber: kelembagaan.ristekdikti.go.id

Selasa, 13 Maret 2018

SMK Plus AL Ghifari


SMK Plus Al Ghifari menempati lokasi di Jl. Cilengkrang I, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru. Menurut Sali Iskandar, sebagai pendiri, perintis, dan pembina Yayasan Al-Ghifari, SMK ini didirikan untuk menjawab tantangan dan kebutuhan masyararakat di bidang vokasi dan keterampilan agar para siswa setelah mendapatkan ilmu di SMK dapat bekerja langsung di perusahaan-perusahaan, sebagian lagi meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan situasi pasar kerja sekarang ini sangat memerlukan tenaga-tenaga terampil di bidangnya masing-masing.

Menurut Kepala SMK Plus Al Ghifari Empud, S.Ag., di dalam proses belajar mengajar, selain kurikulum yang sudah ditentukan oleh pemerintah tentang kompetensi lulusan SMK, juga diterapkan kurikulum muatan lokal keagamaan yang dimulai dengan shalat Dhuha bagi pelajar inti dan diakhiri dengan shalat Dzuhur. Pada bidang ekstra kurikuler para siswa SMK sangat menonjol dalam hal kesenian daerah mulai kesenian Sunda, kacapi suling, angklung, reog, degung, salendro, upacara adat, dan kreasi-kreasi seni yang lainnya. (SI)

STT Jabar Cetak Sarjana dengan Tugas Akhir Berkualitas


Skripsi/Tugas Akhir bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis Tugas Akhir dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya.
Mahasiswa Sedang Mempersentasikan Tugas Akhirnya di depan Dosen Penguji

Tugas Akhir merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai tugas akhir sarjana hanya digunakan di Indonesia. Negara lain, seperti Australia menggunakan istilah thesis untuk penyebutan Tugas Akhir dengan riset untuk jenjang undergraduate (S1), postgraduate (S2), Ph.D. dengan riset (S3) dan disertation untuk tugas riset dengan ukuran yang kecil, baik undergraduate (S1) ataupun postgraduate (pascasarjana). Adapun di Indonesia skripsi untuk jenjang S1, tesis untuk jenjang S2, dan disertasi untuk jenjang S3.
Foto Bersama Mahasiswa Yang Telah Melaksanakan Sidang bersama Dosen Penguji

Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh satu atau dua orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan tinggi tempat mahasiswa kuliah. Untuk penulisan skripsi yang dibimbing oleh dua orang, dikenal istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing I memiliki peranan yang lebih dominan bila dibandingkan dengan Pembimbing II.
Perguruan Tinggi di Indonesia biasanya dalam menghadapi acara wisuda seringkali disibukkan dengan kegiatan Sidang Sarjana. Begitu pun di Sekolah Tinggi Teknik Jawa Barat yang memiliki 5 Program Studi, yaitu: Teknik Industri (S1), Teknik Sipil (S1), Teknik Elektro (S1), Teknik Mesin (S1), dan Otomotif (D3) akan melaksanakan wisuda ke-7 pada 14 Oktober 2017. Dosen dan mahasiswa sibuk dengan proses bimbingan dan sidang sarjana. Mahasiswa biasanya bersemangat untuk menyelesaikan tugas akhirnya apabila acara wisuda akan berlangsung dalam waktu dekat, mahasiswa semester akhir tidak mau ketinggalan oleh rekan mahasiswa lainnya dalam menyelesaikan tugas akhir agar dapat menyelesaikan program studinya bersamaan.

Para dosen STT Jabar berusaha keras membimbing mahasiswa agar mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing, mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya dan yang utama dapat mempresentasikan di hadapan Dosen Penguji dengan hasil yang maksimal.  (Riki Ridwan Margana)

PMB AITB Rangkul Industri Tekstil


Akademi Industri Tekstil Bandung (AITB) boleh berbangga diri karena merupakan satu-satunya Akademi Industri Tekstil di Jawa Barat dan terakreditasi “B” di BAN PT. AITB telah meluluskan banyak ahli madya tekstil kimia dan industri yang terserap di industry. Hal itu menunjukkan bahwa AITB mempunyai banyak alumni di Industri tekstil.

Hubungan baik AITB dan para alumni di industri tekstil memudahkan akses dalam melaksanakan promosi kegiatan penerimaan mahasiswa baru (PMB). Kegiatan PMB dilakukan dengan cara kunjungan langsung ke industri. Hampir kurang lebih delapan puluh perusahaan dikunjungi oleh panitia PMB yang  meliputi wilayah Bandung sebelah Barat, seperti, Cimahi, Gado Bangkong, dan Cigondewah; Bandung Tengah, seperti, daerah Padasuka dan Ujung berung; Bandung Selatan: Moh. Toha, Cisirung, Dayeuh Kolot, Banjaran, Ciparay, Majalaya; Bandung Timur adalah Cileunyi, Rancaekek, dan Cicalengka.

Selain kunjungan ke manajemen perusahaan, panitia PMB juga langsung melaksanakan pembagian brosur kepada karyawan-karyawan di industri tekstil. Hal ini dilakukan agar brosur informasi AITB langsung diterima oleh karyawan. Kegiatan pembagian brosur dimulai pukul 06.00 saat jam masuk karyawan shift pagi. Kegiatan berlanjut siang hari pada saat istirahat dan pukul 14.00 saat pergantian antara shift pagi dan shift siang.

AITB juga memberikan beasiswa untuk calon mahasiswa baru yang tidak mampu sebesar 10% dari kuota penerimaan mahasiswa baru. Hal ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari AITB terhadap dunia pendidikan.

Biaya kuliah yang terjangkau tentunya menjadi daya tarik untuk karyawan agar kuliah di Akademi Industri Tekstil Bandung, selain tentunya waktu kuliah yang dilaksanakan sore hari. Hal ini tidak mengurangi eksistensi AITB sebagai Akademi Tekstil terdepan dan berkualitas serta satu-satunya di Jawa Barat. (Panitia PMB AITB)

RA Plus Al-Ghifari 2017-2018 Mengenal Pembuatan Pizza Melalui Program Pengenalan Lingkungan



Dari semua lingkungan masyarakat yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah lingkungan sosial, yaitu sebagai sumber belajar yang berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktik pengajaran, penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar dimulai dari lingkungan yang paling dekat, seperti, keluarga, teman, dan masyarakat.
Siswa-siswi Plus Al Ghifari sedang pizza

Dalam rangka pengenalan lingkungan yang diadakan empat kali dalam satu tahun kegiatan belajar mengajar, pada minggu-minggu akhir ini disesuaikan dengan kurikulum 2013 dengan  tema keluarga sakinah,  subtema profesi anggota keluarga, serta sub-subtema macam-macam pekerjaan.

Dalam pengenalan itu siswa RA Plus Al-Ghifari mengenal pekerjaan menjadi seorang juru masak (chef), khususnya menjadi chef yang membuat pizza dengan datang langsung ke Domino's Pizza. Di sana siswa mengenal bagaimana cara membuat pizza, mengenal alat untuk membuat pizza, seperti, oven untuk memanggang pizza serta ruang pendingin untuk menyimpan bahan-bahan untuk membuat pizza. Tak lupa juga di sana kita di beri afron dan topi chef yang menjadikan anak-anak lebih merasa seperti chef profesional, apalagi saat memberi topping pada pizza dan mendapat pizza yang anak-anak buat sendiri. Hal itu anak-anak merasa senang.

Manfaat dari pengenalan lingkungan tersebut adalah siswa dapat mengenal macam-macam pekerjaan, khususnya menjadi seorang juru masak (chef). (SI)

Lulusan Akademi Industri Tekstil Bandung (AITB) Terserap Bekerja di Industri Tekstil

Direktur AITB Iwan Juandi, M.T.

Akademi Industri Tekstil Bandung (AITB) merupakan satu-satunya akademi tekstil yang fokus pada penyediaan tenaga-tenaga ahli madya di bidang industri tekstil dan kimia tekstil. Lulusan AITB sudah tersebar di industri-industri tekstil seperti PT Hakatex, PT Ateja Multi Industri, PT Ateja Coorporation, CV Purnama, PT Dhanar Mas Concern, dan masih banyak lagi industri tekstil, baik di wilayah Bandung Raya maupun di Jawa Barat. Beberapa Lulusan Akademi Industri Tekstil Bandung bahkan dipercaya oleh perusahaannya untuk magang bekerja di perusahaan-perusahaan di Jepang.

Hubungan baik antara AITB dengan industri tekstil ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan tekstil yang memberikan beasiswa kepada karyawannya untuk kuliah di AITB. Contohnya, PT Dhanar Mas Concern. Demikian pula PT Hakatex, PT Ateja, dan CV. Purnama yang setiap tahun selalu mengirimkan karyawannya untuk kuliah di AITB. Ini menunjukkan bahwa lulusan AITB mempunyai kualitas yang diakui di industri dengan materi yang diberikan sudah link and match dengan kebutuhan industri.

Permintaan tenaga ahli tekstil yang sangat tinggi ditunjukkan dengan banyaknya surat permohonan kepada AITB untuk menyalurkan lulusannya ke industri mereka. PT CGNP, Kewalram, Artostex, dan banyak lagi merupakan contoh-contoh industri yang selalu aktif meminta lulusan AITB. Sayangnya, AITB tidak dapat memenuhi permintaan tersebut karena semua lulusan AITB sudah terserap di industri tekstil.

Sebagai satu-satunya Akademi Tekstil di Jawa Barat, maka pantaslah jika AITB mempunyai motto Terdepan dan Berkualitas. (Iwan Juandi)

STMIK JABAR MENERAPKAN PELAYANAN BERBASIS MOBILE



Dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang telah digulirkan pada tahun 2016 lalu, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jawa Barat (STMIK JABAR) dengan Yayasan Al-Ghifari Bandung sebagai badan penyelenggara. STMIK Jabar telah mempersiapkan Lulusannya untuk menghadapi daya saing yang semakin ketat dalam mencari atau memumbuhkan dunia usaha baru terutama dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tentunya memerlukan semau aspek yang mendukung terhadap keberlangsungan pendidikan yang dikaitkan dengan tujuh standard pendidikan tinggi sebagaimana satandar Badan Akreditasi Nasional (BAN) Pergururan Tinggi (PT). Selain memenuhi tujuh standard BAN PT, STMIK Jabar telah mempersiapkan kurikulum berbasis kompetensi untuk memenuhi kebutuhan dunia Industri beserta menciptakan peluang usaha baru dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Kegiatan Public Speaking
Selain menciptakan lulusan yang berkualitas siap menghadapi MEA, lulusan STMIK Jabar disiapkan pula untuk menjadi wirausaha baru guna membantu pemerintah dalam rangka menciptakan lapangan kerja di bidang teknologi Informasi dan komunikasi terutama e-commerce atau startup di bidang teknologi informasi. Bidang e-commerce dan startup merupakan bidang yang saat ini lagi mencuri perhatian dunia dikarenakan banyak usaha-usaha baru yang bermunculan dengan menonjolkan kemampuan teknologi dalam pelaksanaan kegiatan usahannya.

Untuk meningkatkan kualitas kemampuan kemahasiswaan, STMIK Jabar mengikut sertakan mahasiswanya dalam berbagai kegiatan lomba dan lainnya yang di selenggarakan oleh lembaga di lingkungan Yayasan Al-Ghifari, Kopertis IV dan Nasional. Mahasiswa STMIK
Duta Genre
Jabar sebagai finalis 30 besar Duta Generasi Ceria (GENRE) Kota Bandung tahun 2017 yang diselenggarakan oleh BKKBN Kota Bandung. Guna meningkatkan kualitas tenaga kependidikan, seluruh pegawai STMIK diikutsertkan dalam pelatihan, seminar, workshop dan lainnya. Pelatihan yang baru dilaksanakan diantaranya Public Speaking diselenggarakan dalam satu hari penuh.

Beberapa kegiatan Akademik untuk tahun akademik 2017/2018 telah dilaksanakan diantaranya kegiatan penerimaan mahasiswa baru (PMB), dalam penerimaan mahasiswa baru STMIK memberikan beberapa fisilitas beasiswa baik beasiswa dari Yayasan Al-Ghifari, beasiswa Bidikmisi, Bawaku Prestasi Kota Bandung, dan Bawaku SKTM Kota Bandung dan beasiswa lainnya.

Menurut Ketua STMIK Jabar Dudung Abdulah, S.Pd., M.Si., raihan jumlah mahasiswa baru untuk tahun akademik 2017/2018 ada peningkatan dari tahun sebelumnya, ketua STMIK juga menuturkan bahwa ada beberapa pos anggaran beasiswa yang disediakan oleh pemerintah yang belum terserap, kendala tersebut dikarenakan batas waktu pelengkapan persyaratan beasiswa yang terlalu sebentar, sehingga masukan untuk tahun yang akan datang waktu penetapan jumlah kuota beasiswa agar dari awal tahun supaya penyiapan penjaringan calon penerima beasiswa lebih panjang.

Adapun kegiatan akademik yang telah dilaksanakan selain PMB, adalah rapat dinas Dosen, perwalian dan perkuliahan tahun akademik 2017/2018, perwalian yang dilakukan oleh Mahasiswa berbasis online, ini merupakan salah satu bentuk peningkatan pelayanan terhadap mahasiswa, selain dari perwalian, pelayanan lainnya juga sudah mulai menggunakan sistem online, diantaranya informasi akademik, jadwal kuliah, presensi mahasiswa dan dosen, nilai. Sistem yang dibangun masih dikembangkan untuk melengkapi pelayanan-pelayanan yang belum dibuatkan sistemnya. Kegiatan akademik yang belum dilaksanakan adalah kegiatan Program Silaturahmi dan Pengenalan Kampus (PROSPEK) Mahasiswa Baru tahun 2017 yang Insyaallah akan dilaksanakan pada bulan November 2017. (Kosidin)

Dua Dekade SD Plus Al Ghifari



Sudah tidak terasa, SD Plus Al-Ghifari memasuki usia 20 tahun. Menurut Sali Iskandar, sebagai pendiri dan perintis sekaligus pembina Yayasan Al-Ghifari, angka usia tersebut harus disyukuri sebagai anugerah dari Allah swt dan tetap bersyukur dengan memperbaiki kekurangan pelayanan SD Al-Ghifari terhadap siswa, orangtua, para guru, dan masyarakat. Di samping itu, menurut Ketua Yayasan Al-Ghifari Tom Maskun, usia 20 tahun adalah periode kedua yang akan memacu SD Plus Al-Ghifari tetap berprestasi di bidang pendidikan dasar dengan mengedepankan delapan standar layanan pendidikan.

Tambahan pula, menurut Tatang Mulyana, Kepala SD Plus Al-Ghifari, kegiatan 20 tahun SD Plus Al-Ghifari diawali dengan kegiatan lomba-lomba di tingkat anak-anak, para guru, dan seluruh jajaran Yayasan Al-Ghifari. Kemudian, khitanan masal bagi anak yang tidak mampu sebanyak 19 orang yang dilaksanakan dengan bekerja sama dengan rumah sakit Al Islam Bandung. Bagi anak yang dikhitan, diberi kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan di SD Plus Al-Ghifari, SMP Plus Al-Gihifari, SMA atau SMK Plus Al-Ghifari, STMIK Jabar, atau Universitas Al-Ghifari. Pendidikan itu diberikan secara gratis. Kegiatan yang lainnya adalah pembagian sembako, bakti sosial, pemberian bingkisan kepada 500 orang yang berada di sekitar lingkungan Al-Ghifari, yaitu di RW 7, RW 8, Kelurahan Cisarantenkulon, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung.

Kegiatan puncak 20 tahun SD Plus Al-Ghifari itu dilakukan di Sport Jabar, Arcamanik, Kota Bandung dengan menampilkan murak tumpeng untuk ulang tahun 20 tahun SD Plus Al-Ghifari. Acara itu pun dimeriahkan oleh seluruh kegiatan ekstra kurikuler SD Plus Al-Ghifari yang dihadiri 2.000 orang yang terdiri atas siswa dan orang tua siswa, undangan, dan pejabat teras pendidikan. Kegiatan yang ditampilkan mulai kreasi anak-anak, pencak silat, tari, Pramuka, karate, Japanese Club, English Club, dan drum band yang dikemas dengan polesan apik serta menarik dengan memperlihatkan sebuah kreasi seni yang megah dan anggun. Hal ini dilakukan karena ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa SD Plus Al-Ghifari bukan hanya mengelola bidang akademik belajar di kelas melainkan pula mengelola ekstrakurikuler yang ingin menuju go internasional dengan tidak melupakan akar budaya daerah Jawa Barat, yaitu Sunda yang dikemas dan dipadukan dengan nuansa keislaman. (SI)

Kamis, 08 Maret 2018

SMK PLUS AL-AITAAM


BERKEMBANG SESUAI VISI MISI

Kepala Sekolah SMK Plus Al-Aitaam Arif Nugraha Kurniadi, M.M. bekerja sejak tahun 2007 hingga sekarang ini, 2017. Ia ingin SMK Plus Al-Aitaam berkembang sesuai visi dan misinya sehingga bisa dikenal di Jawa Barat.

Laki-laki kelahiran Bandung 24 September 1968 ini menikmati tugasnya sebagai kepala sekolah dalam mengemban amanat yang dipercayakan kepadanya,  “Banyak hal yang mesti dibenahi dalam bidang akademik, prasarana, dan peningkatan jumlah siswa dari tahun ke tahun. Kita mencoba membenahi dan memenuhi target. Kita fokus pada bagaimana meningkatkan jumlah siswa.”

Sekolah yang dipimpinnya ini telah mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan sebagai penyelenggara sekolah yang tertib, Juara II MTQ tingkat Kabupaten Bandung, dan beberapa prestasi lainnya. Ia bangga dengan hal itu.

Dalam memperingati hari ulang tahun Yayasan Al-Aitaam, SMK Plus Al-Aitaam menampilkan qori terbaik Juara II tingkat Kabupaten untuk mengisi acara serta menampilkan kesenian tari dan alat musik. (Siti Nurhayati)

Sidang Senat Terbuka Universitas Al-Ghifari

Sidang Senat Terbuka

Bertempat di Kampus Al-Ghifari, Jln. Ahmad Yani-Sukamiskin, Bandung, Universitas Al-Ghifari menggelar Sidang Senat Terbuka Universitas Al-Ghifari dalam Rangka Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2017-2018. Acara ini dilaksanakan pada Kamis, 28 September 2017.

Menurut Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Al-Ghifari Frans Andriana, pada tahun akademik 2017-2018 ini Universitas Al-Ghifari telah menerima 324 mahasiswa yang tersebar pada seluruh fakultas dalam tujuh program studi. Jumlah perolehan mahasiswa ini merupakan hasil kerja keras panitia dalam memperkenalkan Universitas Al Ghifari kepada masyarakat. Meskipun demikian, panitia tampaknya merasa kurang puas dengan jumlah tersebut. Hal itu disebutkan Frans sebagai tantangan untuk tahun mendatang agar bekerja lebih keras dan bekerja lebih cerdas.

Frans mengevaluasi hasil kerja panitia penerimaan mahasiswa baru, “Pertama, raihan mahasiswa baru tahun sekarang yang jauh dari target. Kedua, sebaran calon mahasiswa baru yang belum merata pada tiap-tiap program studi.”

Acara itu dihadiri oleh Ketua Pembina, Perintis, Pendiri Yayasan Al-Ghifari; Ketua Yayasan Al-Ghifari beserta jajarannya; Rektor Universitas Al Ghifari beserta jajarannya; para mahasiswa; perwakilan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung; Koordinator Kopertis Wilayah IV Jawa Barat-Banten; Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat.

Inti dari acara itu tentu saja berupa pelantikan mahasiswa baru Universitas Al-Ghifari tahun akademik 2017-2018. Dalam prosesi pelantikan itu dilantik dua mahasiswa baru secara simbolis yang kemudian diikuti oleh seluruh mahasiswa baru untuk memakai jas almamater.

Di antara prosesi pelantikan itu acara dimeriahkan oleh berbagai kesenian mahasiswa dan berbagai talk show untuk membekali mahasiswa sebagai pengenalan untuk menjadi mahasiswa Universitas Al-Ghifari. Hal itu dilakukan agar para mahasiswa baru memiliki pengetahuan dan pemahaman untuk menjadi mahasiswa Al-Ghifari yang mampu bersama-sama memajukan peranan pendidikan dalam mencerdaskan dirinya sekaligus mencerdaskan kehidupan bangsa. (TF) 

Salah Persepsi tentang Kualitas Mahasiswa



Koordinator Kopertis Wilayah IV Jawa Barat-Banten Prof. Dr. Uman Suherman AS, M,Pd. Menegaskan bahwa selama ini ada kesalahan persepsi di tengah masyarakat tentang kualitas mahasiswa. Masyarakat, bahkan dunia kampus sendiri masih menganggap bahwa mahasiswa di perguruan tinggi negeri (PTN) adalah mahasiswa yang pintar-pintar dan cerdas, sedangkan yang di perguruan tinggi swasta (PTS) adalah mahasiswa yang bodoh-bodoh. Penjelasannya itu disampaikan saat memberikan pembekalan dalam acara Sidang Senat Terbuka Universitas Al-Ghifari dalam Rangka Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2017-2018, Kamis 28 September 2017 di kampus Al Ghifari, Jln. Ahmad Yani, Bandung.
Acara Senat Sidang Terbuka Universitas Al Ghifari

Memang benar pendapat Uman karena dalam kenyataannya mahasiswa yang berada di lingkungan PTS bukanlah orang-orang yang bodoh. Mereka hanya orang-orang yang tidak berkesempatan untuk menjadi mahasiswa PTN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali lulusan PTS yang justru menempati posisi-posisi penting di tengah masyarakat dan menjadi orang-orang penting melebihi lulusan PTN.

Kalaulah dikatakan bahwa mahasiswa PTN lebih banyak yang pintar, sesungguhnya negeri ini, Indonesia, tidak membutuhkan banyak orang pintar.

“Negeri ini membutuhkan orang-orang jujur dan berintegritas,” kata Uman, “Jangan merasa diri bodoh. Kita harus bangga menjadi orang yang beriman dan berakhlak mulia. Dengan iman dan akhlak mulia, kita mampu hidup lebih baik untuk membangun bangsa dan negara.”

Dalam memberikan pembekalan itu, Uman menerangkan bahwa manusia memiliki penyakit dalam dirinya, yaitu serakah, tergesa-gesa, banyak mengeluh, dan gemar menyepelekan orang lain. Oleh sebab itu, Uman yang juga humoris ini memberikan nasihat yang sangat baik, yaitu sebagai mahasiswa, kita harus mematuhi nasihat orangtua, dekat dengan Allah swt, rajin berpuasa, menghormati dosen, dan menghormati kakak angkatan.

Hal yang sangat ditekankan oleh Uman adalah kita harus memahami bahwa jika bangsa Indonesia banyak yang suka mengeluh dengan keadaannya, hal itu disebabkan pendidikannya sangat rendah. Orang yang berpendidikan rendah hanya memiliki sedikit pilihan dengan ilmu yang sangat sedikit sehingga banyak mengeluh. Pendidikan yang rendah itu bisa dilihat dari persentase yang sangat rendah antara mereka yang menikmati pendidikan tinggi dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia.

“Mereka yang kuliah di perguruan tinggi hanya sejumlah 1,4%,” jelasnya, “Oleh sebab itu, kita harus bersyukur karena merupakan bagian dari masyarakat dalam jumlah kecil itu, kita berada dalam lingkungan yang 1,4% itu.” (TF)

Poppy Yaniawati

Tak Pernah Melewatkan Kesempatan

Nama lengkapnya adalah Prof. Dr. Poppy Yaniawati, M.Pd.
Poppy Yaniawati lahir di Bandung, 21 Januari 1968. Dia adalah salah seorang Guru Besar di lingkungan Kopertis Wilayah IV Jawa Barat. Poppy berkarir sebagai dosen di Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Pasundan, Bandung. Adapun mata kuliah yang diampunya, di antaranya, Metodologi Penelitian, Statistik, Penelitian Real, Aljabar, Linear, dan Aplikasi Teknologi.

Pakar Pendidikan Matematika ini sosoknya tampak sekali sebagai orang yang senang berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang apa saja yang positif bagi masyarakat. Hal ini ditunjukkannya ketika memberikan pencerahan kepada para pengelola dan pengurus Yayasan Al-Aitaam, Bandung. Poppy senang sekali memberikan dorongan dan semangat kepada para guru dan dosen untuk tidak mudah lelah bekerja, tidak letih memanfaatkan kesempatan, gemar membaca buku, dan rajin membuat tulisan-tulisan ilmiah.

“Saya bisa menjadi seperti sekarang ini salah satunya adalah disebabkan tidak pernah melewatkan berbagai kesempatan yang menghampiri saya,” katanya, “Setiap ada seminar atau pendidikan, selalu saya ikuti dengan baik. Kita harus terus berkarya. Soal rezeki, semuanya diatur oleh Allah SWT.”

Berbagai saran dan arahannya di hadapan seluruh jajaran Al-Aitaam benar-benar bermanfaat. Hal itu sangat bisa dipahami karena pengetahuannya yang luas dan pengalamannya yang juga sangat banyak.

Berbagai penelitian telah dilakukannya. Penelitian yang telah dilakukannya dalam tiga tahun terakhir, di antaranya, Sistem Blended Learning: Pengembangan Kompetensi Profesional dan Pedagogik Guru Matematika serta Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Siswa; Peningkatan Daya Matematik (Mathematical Power) Melalui Pengembangan Bahan Ajar dan Asesmen Berbasis E-learning.(TF)

Jika Masih Mampu, Memang Harus Dikelola Keluarga


Tepat 10 Oktober 2017 Yayasan Al-Aitaam menginjak usia ke-10 tahun. Dalam memperingati ulang tahun Yayasan Al-Aitaam, Fatimah Nurjannati Iskandar, sebagai Ketua Yayasan Al-Aitaam untuk periode 2015-2017 menuturkan bahwa dirinya sengaja mengebyarkan acara ulang tahun yang sekaligus launching penerbitan biografi Ketua Pembina, Perintis, dan Pendiri Yayasan Al-Aitaam H. Sali Iskandar. Di samping itu, seluruh jajaran Al-Aitaam menampilkan pentas seni dari siswa SD Plus Al-Aitaam, SMP Plus Al-Aitaam, SMK Plus Al-Aitaam, STT JABAR, dan AITB.

Acara ini intinya adalah sebagai ajang promosi karena dihadiri orangtua siswa, warga masyarakat setempat, serta tamu-tamu dari luar, terutama pejabat daerah. Mereka telah berpartisipasi dalam kesuksesan Yayasan Al-Aitaam, kata Fatimah saat ditemui di acara Masa Orientasi Adaptasi dan Internalisasi Kampus (Mosaik) Universitas Al-Ghifari, Jln. A.H. Nasution Sukamiskin, Bandung, Kamis (28/9/17).

Suka, duka, dan berbagai kesan telah dirasakan Fatimah selama menjadi Ketua Yayasan Al-Aitaam yang sekaligus mengemban amanat dalam memimpin yayasan keluarga. Ia harus menjaga nama baik keluarganya sekaligus mengembangkan yayasan untuk kepentingan umat.

Tentang pengelolaan yayasan yang dilakukan keluarga, Fatimah mengatakan, Bukannya tidak percaya terhadap orang lain, yang terpenting selama keluarga mempunyai kemampuan, mesti dikelola oleh keluarga sendiri. Keluarga memang mempunyai metode sendiri dalam melakukan pengelolaan, tetapi tetap sesuai aturan Yayasan Al-Aitaam.

Perempuan kelahiran Bandung 19 Agustus 1994 ini berharap ada banyak perbaikan dalam kualitas SDM (karyawan dan dosen), kualitas sarana dan prasarana, kekompakan antara yayasan dan lembaga-lembaga pendidikan. Dia ingin seluruh jajaran yayasan memiliki satu tujuan, tidak terpecah belah dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan untuk menuju Indonesia tahun 2045 yang lebih baik.

“Apapun yang terjadi, tetap harus kompak, tetap bersama-sama. Jangan mendengarkan informasi yang negatif dari luar mengenai Yayasan Al-Aitaam. Tetap berdoa dan tingkatkan kerja sama. Tingkatkan juga kualitas diri sebagai karyawan dan dosen,” katanya. (Siti Nurhayati)

Rabu, 07 Maret 2018

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Al-Ghifari Membangkitkan Jiwa Muda



Universitas Al-Ghifari adalah universitas yang dibangun dan kokoh berdiri sejak tahun 2002. Universitas ini berada di bawah naungan Yayasan Al-Ghifari yang diprakarsai oleh Sali Iskandar yang hingga saat ini telah membawahkan beberapa lembaga pendidikan, yaitu: TK & SD Al-Ghifari, SMP Plus Al-Ghifari, SMA Plus Al-Ghifari, dan lembaga pendidikan lainnya.
Universitas Al-Ghifari kini menempati tiga kampus yang terletak di tiga tempat, yaitu: Kampus 1 di Jln. Cisaranten Kulon; Kampus 2 di Jln. Soekarno Hatta No.777 (depan komplek riung bandung); Kampus 3 di Jln. A.H Nasution-Sukamiskin No.247, Bandung.

Pada ketiga kampus tersebut Universitas Al-Ghifari memiliki 5 fakultas dan 7 program studi, yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Program Studi Hubungan Internasional (S1) dan Administrasi Negara (S1); Fakultas Sastra dengan Program Studi Sastra Inggris (S1); Fakultas Ekonomi dengan Program Studi Manajemen (S1); Fakultas Teknologi Pertanian dengan Program Studi Teknologi Pangan (S1) dan Teknologi Pertanian (S1); Fakultas Matematika dan IPA dengan Program Studi Farmasi (S1).

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Al-Ghifari merupakan fakultas yang memiliki dua program studi, yaitu Hubungan Internasional dan Administrasi Negara. Program Studi Hubungan Internasional adalah salah satu jurusan favorit pada berbagai universitas, termasuk juga di Universitas Al-Ghifari. Begitu juga jurusan Administrasi Negara.

Berbagai seminar yang dibuat oleh fakultas ini telah mendorong generasi muda agar hidup sukses.  Salah satunya adalah seminar nasional yang diadakan September 2017 yang bertemakan Kewirausahaan telah membangkitkan setiap jiwa pengusaha muda yang mengikutinya. Mereka mulai bersemangat  untuk berwirausaha dalam jasa memotong rambut, jasa membuat/mengirim makanan, fashion busana, dan banyak lainnya.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sejak tahun 2016 selalu mengadakan diskusi bersama, baik dari jurusan Hubungan Internasional maupun Administrasi Negara secara rutin. Hal itu dilakukan untuk memperbaiki atau mencari ilmu lebih dari apa yang didapat di dalam kelas. Bagi mereka, belajar tidak cukup jika hanya di dalam kelas atau sekedar membaca di luar kelas, tetapi juga memerlukan diskusi rutin. Oleh Karena itu, Fakultas ini membuat diskusi secara rutin untuk lebih meningkatkan kualitas dari setiap mahasiswanya. (Elisa Nuraini)

STT JABAR



Sekolah Tinggi Teknik (STT) Jabar adalah salah satu Perguruan Tinggi di kawasan pintu gerbang bandung Selatan yang menyelenggarakan pendidikan bidang teknologi terapan yang ditunjang pendidikan agama dan kewirausahaan.

STT Jabar berada dibawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung dan didirikan oleh Drs. H. Sali Iskandar pada tahun 1998 dengan izin Mendikbud RI No. 057/D/O/1999 tanggal 24 Maret 1999, dengan mendapatkan legalitas pendirian Teknik Industri (S1), Teknik Mesin (D3), dan Teknik managemen Industri (D3). Tahun 2002 berdiri Teknik Elektro (S1), dan Teknik Sipil (S1) melalui surat Dirjen Pendidikan Tinggi No.1333/D/T/2002 pada tanggal 05 Juli 2002. STT Jabar merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi (perguruan tinggi) legal yang memenuhi standar nsional pendidikan dan ter-akreditasi BAN-PT.

STT Jabar saat ini mempunyai visi dan misi “Menjadi Perguruan Tinggi yang unggul di bidang penyelenggaraan Pendidikan Teknologi di Jawa Barat.” Tentunya, untuk mewujudkan visi tersebut harus didukung dengan misi (1) mengimplementasikan (pengajaran) kurikulum berbasis kompetensi nasional dan internasional mencakup ilmu teknik (engineering science), (2) meningkatkan kemampuan institusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan (penelitian), teknologi dan sumber daya manusia dibidang teknik yang unggul, kompetitif serta inovatif, (3) Ikut berperan serta dalam kemandirian masyarakat (pengabdian masyarakat), (4) Menyiapkan peserta didik menjadi tenaga professional bidang teknik, (5) Mengembangkan jaringan kerjasama (networking) dan kemitraan dengan pengguna (user).

Adapun program studi di STT Jabar   yang telah terakreditasi BAN-PT adalah (1) Teknik Industri SK BAN-PT: 145/SK/BAN-PT/Akred/S/V/2014, tanggal 23 Mei 2014,  (2) Teknik Mesin (S1): SK BAN-PT: 176/SK/BAN-PT/Akred/S/VI/2014, tanggal 19 Juni 2014, (3) Teknik Elektro (S1): SK BAN-PT: 275/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2014, tanggal 9 Agustus 2014, (4) Teknik Sipil (S1): SK BAN-PT: 348/SK/BAN-PT/Akred/S/VIII/2014, tanggal 30 Agustus 2014, (5) Teknik Mesin (D3): SK BAN-PT: 401/SK/BAN-PT/Akred/Dpl-3/X/2014, tanggal 24 Oktober 2014.

STT Jabar pun memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang berprestasi seperti (1) Beasiswa Prestasi Akademik: diberikan kepada calon mahasiswa yang memiliki prestasi akademik berupa ranking tiga besar selama di SLTA (Kelas X-XII), (2) Beasiswa prestasi olahraga: diberikan kepada calon mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga (pribadi/regu) berupa juara tiga besar minimal tingkat kecamatan, (3) Beasiswa Yatim dan/atau Dhuafa: diberikan kepada calon mahasiswa yatim yang tidak mampu dan dhuafa.

Duta Genre SMP Plus Al-Ghifari



Duta Genre SMP Plus Al-Ghifari/Yusi Istiastri
Duta Genre dari SMP Plus Al Ghifari

DUTA Generasi Berencana (Genre) SMP Plus Al-Ghifari yang menjadi juara III dalam Pemilihan Duta Genre Remaja dan Mahasiswa 2017. Sang Juara berfoto bersama Kepala SMP Plus Al-Ghifari Dodi Tjahyana di Balai Kota Bandung, Sabtu 1 April 2017. Foto ini dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat edisi Sabtu, 15 April 2017, halaman 24. (Elisa Nuraini)

Sekilas tentang MTs Madarikul Huda


MTs Madarikul Huda merupakan lembaga pendidikan Islam  tingkat menengah atau setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada dalam naungan Yayasan Pendidikan Islam Madarikul Huda (YPIM).

Lokasi  MTs Madarikul Huda berada jauh dari keramaian hiruk pikuk kendaraan  jalan raya. Tepatnya, berada di Kampung Cigoong, RT  01 RW 05, Desa Mekarsari, Kec. Cimaung, Kab. Bandung. Dengan kondisi yang jauh dari jalan raya, menjadi kelebihan sendiri bagi perkembangan siswa di MTs Madarikul Huda karena secara tidak langsung kondisi udara segar selalu setia menemani proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)  yang berlangsung dari Pukul 07.00  s.d. 14.20 WIB.
Prestasi MTs Madarikulhuda

MTs Madarikul Huda didirikan pada tahun 2007 dengan visi terwujudnya madrasah tsanawiyah yang berprestasi, baik secara akademik maupun nonakademik, memiliki keseimbangan antara Imtak dan  Iptek. Dengan visi yang diharapkan terlaksana seperti ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi lulusan MI/SD di wilayah Desa Mekarsari.

Kurikulum yang diterapkan merupakan penggabungan dari kurikulum 2013 dan kurikulum lokal yang dapat mengakomodasi semua potensi yang ada untuk memberikan nuansa atau ciri khas dalam menampilkan kualitasnya, baik di bidang akademis maupun nonakademis, memelihara akar budaya masyarakatnya dalam arti meskipun mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan  dan teknologi, tetap berlandaskan nilai-nilai keislaman.
Alumni angkatan 2016/2017

MTs Madarikul Huda mempunyai beberapa program unggulan, di bidang keagamaan misalnya, ada program pembinaan rohani yang dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 s.d. 07.30 Wib. Dalam program ini diajarkan tentang cara beribadat, membaca Al- Quran  dan juga berperilaku akhlakul karimah. Program ini di bawah bimbingan Surahmat Mulyana. Bukan hanya bidang keagamaan yang digencarkan di sekolah ini, melainkan pula di bidang olah raga  dengan adanya program futsal yang pelatihannya setiap Selasa dan Sabtu setelah proses KBM berlangsung.

Siswa-siswa MTs Madarikul Huda sudah memberikan prestasi yang membanggakan. Dalam kegiatan Aksioma 2017  yang merupakan kegiatan perlombaan antar-Madrasah Tsanawiyah di tingkat kecamatan, MTs Madarikul Huda Keluar sebagai Juara Umum. Dari sepuluh perlombaan, MTs Madarikul Huda membawa sembilan piala, yaitu: Juara 1 tahfidz (Pa/Pi), Juara 1 MTQ (Pa/Pi), Juara 1 Tahfidz (Pa), Juara 3 Kaligrafi (Pa), Juara 2 Futsal, Juara 2 Tenis meja Serta Juara 1 Volly (Pi).
Pramuka MTs Madarikulhuda

Perkembangan madarasah ini ditunjang oleh keberadaan kemampuan dan kerja sama seluruh personal kependidikan. Jumlah seluruh personal kependidikan madrasah saat ini sebanyak 16 orang, terdiri atas 14 orang tenaga pendidik, 1 orang tenaga adminstrasi atau TU, 1 orang tenaga perpustakaan, dan 1 orang penjaga sekolah. Kualitas tenaga pendidik sudah memenuhi standar pendidik dengan rata-rata berijazah S1. Kepala madrasah sudah mampu meningkatkan, kemajuan madrasah, baik segi dari kwalitas maupun kwantitas. Salah satu buktinya adalah pada tahun ajaran baru 2017/ 2018 madrasah ini sudah terakreditasi dengan nilai 84 dengan kualifikasi B.

Selain personalia kependidikan yang memadai, madrasah ini juga dilengkapi dengan sarana prasarana yang menunjang proses belajar mengajar dan pengembangan madrasah yang cukup baik. Selain ruang belajar, madarasah ini juga memiliki ruang kepala madrasah, guru, tatausaha, ruang perpustakaan, dan lapangan untuk upacara dan olahraga. Fasiltas yang tak kalah pentingnya  adalah adanya MCK dan listrik yang mencukupi. (Irfan Budiawan Almudzani)

SD, SMP Plus Intan Al-Sali Selenggarakan Pendidikan Inklusi


Mulai tahun ajaran 2016-2017,  SD dan SMP Plus Intan Al-Sali yang berlokasi di Jln. Cingised No. 543 Kota Bandung dan Jl. Pasanggrahan Indah No. 15, Kota Bandung menyelenggarakan pendidikan inklusi.

Menurut Sali Iskandar, Ketua Pembina Yayasan Intan Al-Sali, “Pendidikan inklusi bertujuan membantu para siswa agar mendapatkan layanan pendidikan seperti para siswa yang reguler. Program ini dilakukan diawali dengan sholat Dhuha, membaca Al Quran, pelajaran inti, sholat Dzuhur, ditambah dengan Kepribadian Mandiri 1, Mandiri 2 dan Mandiri 3.”

Penyelenggaraan pendidikan inklusi ini memang unik. Mula mula dari lingkungan intern sendiri. Para guru awalnya merasa berat menghadapi kegiatan belajar mengajar anak yang berkebutuhan khusus atau inklusi. Para orangtua siswa yang reguler awalnya belum bisa menerima kehadiran anak-anak inklusi, tetapi seiring dengan perjalanan waktu, justru membuahkan hasil yang amat baik di dalam pembentukan karakter anak. Sudah terlihat bagaimana cinta kasih dan kasih sayang antara anak reguler dan inklusi. Mereka sudah mulai membantu di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan, sudah tumbuh jiwa dan keyakinan bahwa Allah swt sebagai Sang Pencipta menciptakan manusia dengan berbagai suku, bangsa, dan karakter sehingga anak-anak sangat memahami terhadap kehadiran anak-anak berkebutuhan khusus.
Sali Iskandar bersama murid Plus Intan Al Sali

Sementara itu, Kepala Sekolah Erni menjelaskan bahwa proses belajar mengajar berlangsung seperti biasa meskipun harus ekstra hati-hati di dalam menentukan dan membimbing anak berkebutuhan khusus karena jauh berbeda dengan mendidik anak biasa atau reguler. Kadang-kadang bila belum terbiasa, guru sering dikagetkan oleh teriakan anak atau anak yang aktif.

Rata-rata kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus konsentrasinya paling kuat tiga puluh menit. Setelah itu, anak sudah mulai berubah.

Meskipun demikian, seiring dengan kondisi dan situasi pembelajaran dan dibantu oleh para orangtua siswa, anak-anak inklusi betah di sekolah.

“Kami mengimbau kepada orangtua janganlah merasa minder atau ragu mempunyai anak berkebutuhan khusus karena berdasarkan pengalaman, anak berkebutuhan khusus juga mempunyai keahlian di bidang masing-masing, baik seni, puisi, olahraga maupun yang lainnya,” kata Erni.

SMP Plus Intan Al-Sali dalam satu tahun ajaran hanya menerima dua puluh  anak inklusi setiap angkatannya. Jadi, ada pelajaran yang digabung dengan para siswa reguler dan ada pelajaran yang khusus bagi anak-anak inklusi. Pelajaran yang digabung, misalnya, shalat Dhuha, Dzuhur, membaca Al Quran, kesenian, dan olahraga. Bahkan, dalam ekstrakurikuler kesenian dan olahraga menimbulkan tawa yang spontanitas karena anak berkebutuhan khusus menirukan gerakan anak reguler. Hal itu menunjukan kelucuan dan keluguannya sehingga tidak jarang membuat tertawa para siswa reguler.

Bagi orangtua yang memerlukan pendidikan inklusi dapat segera menghubungi Yayasan Intan Al-Sali. (Andi Syarif)

PERDAGANGAN BEBAS


“Pengaruh Mea terhadap Indonesia”

oleh Elisa Nuraini

Perdagangan bebas merupakan proses kegiatan ekonomi antarnegara tanpa adanya kerumitan aturan atau birokrasi yang mengatur perdagangan bebas itu dalam suatu negara.

Dengan demikian, baik negara, perusahaan, atau perorangan sekalipun dapat menjual produk yang diciptakannya di luar negeri. Begitu pula sebaliknya, negara lain pun dapat menjual produknya di dalam negeri Indonesia sehingga konsumen dapat mendapatkan barang-barang berkualitas internasional dengan mudah dan dengan harga yang relatif terjangkau.

Dengan tidak adanya hambatan yang diterapkan pemerintah dalam melaksanakan perdagangan, tentunya ada kebebasan aturan, cara, dan jenis barang yang dijual. Oleh karena itu, munculah persaingan dagang yang ketat, baik antarindividu atau perusahaan yang berada di negara berbeda, yaitu yang kita kenal dengan istilah ekspor dan impor atau proses penjualan dan pembelian yang dilakukan antarnegara.

Di samping itu, dengan adanya perdagangan bebas, maka sejumlah faktor yang pada awalnya menghambat perdagangan bebas dihilangkan. Tidak akan ada lagi pajak, tarif, dan kuota impor, seperti, subsidi, keringanan pajak, dan bentuk-bentuk dukungan kepada produsen dalam negeri.

Sederhananya, perdagangan bebas memungkinkan perusahaan asing untuk berdagang dengan efisien, mudah, dan efektif seperti produsen dalam negeri.

Ide di balik perdagangan bebas adalah bahwa hal itu akan menurunkan harga barang dan jasa dengan mendorong kompetisi. Produsen dalam negeri tidak akan lagi dapat mengandalkan subsidi pemerintah dan bentuk bantuan lainnya, termasuk kuota yang pada dasarnya memaksa warga untuk membeli dari produsen dalam negeri, sementara perusahaan asing dapat membuat terobosan di pasar baru ketika hambatan perdagangan diangkat. Selain mengurangi harga, perdagangan bebas juga seharusnya mendorong inovasi karena persaingan antar-perusahaan memicu kebutuhan untuk datang dengan produk inovatif dan solusi untuk merebut pangsa pasar.

Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang melakukan kegiatan perdagangan bebas, yaitu Masyarakat Ekonomi Asean (Mea) atau Asean Economic Community (AEC) yang merupakan sebuah integrasi ekonomi Asean dalam menghadapi perdagangan bebas antar-negara-negara Asean yang telah diberlakukan pada akhir 2015 lalu. Ini dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Penanaman modal asing ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan.

Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja professional, seperti, dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al-Ghifari, M. Ridwan Caesar, S.I.P., M.A.P. berpendapat bahwa dengan adanya Mea ini, maka persaingan antara sumber daya manusia lokal dan internasional tidak dapat dielakkan.

“Dengan adanya Mea ini, maka akan terjadi persaingan yang ketat antara sumber daya manusia lokal dan internasional sehingga Indonesia harus mampu memiliki strategi yang efektif dalam menghadapi persaingan. Misalnya, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, infrastruktur, bahasa, terutama bahasa inggris, juga pendidikan,” ujarnya ketika ditemui dalam acara Pelantikan Pejabat Struktural Universitas Al-Ghifari (25/09/2017).

Lemahnya sumber daya manusia menjadikan kualitas sumber daya manusia Indonesia masih di angka rendah. Hal ini disebabkan karena lemahnya angka pendidikan di Indonesia.
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada, mengumumkan bahwa hasil penelitian Hasil Bantuan Siswa Miskin Endline di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan, ada temuan menarik.

Sebanyak 47,3 persen responden menjawab tidak bersekolah lagi karena masalah biaya, kemudian 31 persen karena ingin membantu orang tua dengan bekerja, serta 9,4 persen karena ingin melanjutkan pendidikan nonformal, seperti, pesantren atau mengambil kursus keterampilan lainnya.

Mereka yang tidak dapat melanjutkan sekolah ini sebagian besar berijazah terakhir sekolah dasar (42,1 persen) dan tidak memiliki ijazah (30,7 persen). Meskipun demikian, rencana untuk menyekolahkan anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi ternyata cukup besar, yakni 93,9 persen. Hanya 6,1 persen yang menyatakan tidak memiliki rencana untuk itu.

Peneliti PSKK UGM Triyastuti Setianingrum, S.I.P., M.Sc. mengatakan dalam Focused Group Discussion, pendidikan merupakan investasi modal manusia (human capital investment) dan pemerintah harusnya memberi perhatian yang sungguh terhadap hal ini, terlebih dalam merespon perubahan komposisi demografi. (Penulis adalah mahasiswa Fisip, Universitas Al-Ghifari, Bandung)

PELANTIKAN PEJABAT STRUCTURAL UNIVERSITAS AL – GHIFARI MASA BAKTI 2017 - 2021


Ketua yayasan Al – Ghifari bapak Tom Maskun sedang melantik para pejabat structural Universitas Al – Ghifari, yaitu Ibu Yeni Dewi Cahyani, Ibu Dedeh Rosmaniar, Bapak Iwan Ardiansyah, Bapak Heri dan Bapak Ridwan Caesar.

Pelantikan Pejabat Structural Universitas Al – Ghifari Masa Bakti 2017 – 2021,
yang di laksanakan pada hari senin tanggal 25 september 2017 bertempat di Aula Al ghifari Jalan Cisaranten Kulon No.140 Soekarno – Hatta Bandung.
Pelantikan para pejabat

Acara yang di pimpin langsung oleh ketua yayasan Al – Ghifari Bapak Tom Maskun M,Pd serta di dampingi langsung oleh Pembina yayasan Al – Ghifari Yaitu Bapak Drs. H Sali Iskandar. Serta ucapan selamat kepada :

Ibu Rd Yeni Dewi Cahyan, S.S, M.Pd yang di lantik sebagai Dekan Fakultas Sastra
Ibu Dedeh Rosmaniar, S.T,M.T yang di lantik sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Bapak Iwan Ardiansyah S.E M.M yang di lantik sebagai Ketua Jurusan teknologi Pertanian
Bapak Heri S.Ip,M.Ap yang di lantik sebagai Ketua Jurusan Administrasi Negara
Bapak Ridwan Caesar, S.Ip, M.Si yang di lantik sebagai Sekretaris Jurusan Administrasi Negara

Semoga dengan di lakukan kegaiatan ini bertujuan untuk memajukan Al – Ghifari yang dimana kegiatan ini wajib menstabilkan mahasiswa.

Perlu adanya manajemen ekstra dan pembaharuan-pembaharuan yang sangat signifikan. Tenaga pendidik bukanlah faktor faktor pelengkap akan tetapi menjadi satu kesatuan demi pencapaian Al – Ghifari.

Mengenal Lebih Dekat SD Plus Al-Aitaam


SD Plus Al-Aitaam yang berdiri sejak tahun 2005 dan sudah terakreditasi “A” berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Aitaam, Bandung. Sekolah ini didirikan oleh Sali Iskandar dan H. Atjeng Jarkasih (Alm.). Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung sebagai penyelenggara pendidikan dan berkesinambungan dari pendidikan dasar (TK dan SD Plus Al-Aitaam), pendidikan menengah (SMP dan SMK Plus Al-Aitaam), serta pendidikan tinggi (Sekolah Tinggi Teknologi Jawa Barat [STT Jabar], Akademi Industri Tekstil Bandung [AITB], dan Politeknik Sali Al-Aitaam).

SD Plus Al-Aitaam memiliki visi membentuk pemimpin yang berkarakter, shaleh, cerdas, dan cinta lingkungan.


SD Plus Al Aitaam




Adapun misinya adalah melaksanakan pembelajaran Paikem (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan); melaksanakan pembelajaran muatan ciri khas: PAI, tematik, tahsin, tahfizh, bahasa Arab; melaksanakan KBM berbasis multiple intelegent; mengadakan kegiatan ekstrakurikuler di bidang keagamaan, seni, sains, dan olah raga yang disesuaikan dengan minat dan bakat siswa; mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang melibatkan siswa melalui LDKS (latihan dasar kepemimpinan siswa); melaksanakan pembelajaran pembiasaan melalui penyambutan siswa, shalat Dhuha, shalat Dzuhur, hafalan hadits, hapalan Surat Al Quran Juz 30.

Proses kegiatan belajar mengajar di SD Plus Al-Aitaam berlangsung full day yang berlangsung dari Senin s.d. Jumat, dari pukul 07.00 s.d. 14.25 Wib kelas I-III dan 07.00 s.d. 15.15 Wib (setelah shalat Ashar berjamaah) kelas IV-VI.

Program unggulan yang dimiliki adalah memadukan kurikulum Diknas dan kurikulum kepesantrenan; kelas 1 s.d. 3 (Mata Pelajaran Tematik dan PAI) menggunakan buku hasil karya guru/KKG SD Plus Al-Aitaam; pembelajaran indoor dan outdoor, satu kelas 25 orang; pembiasaan shalat Dzuhur berjamaah dan shalat Dhuha bersama setiap hari; tahfidzul Quran; melaksanakan Sidang Tahfidz setiap semester; pengembangan diri: wajib (Pramuka), pilihan (olah raga [futsal, basket, karate, badminton], seni [tari, lukis, musik, karawitan]).

Fasilitas penunjang yang ada adalah gedung sekolah milik sendiri; mobil antar-jemput siswa; halaman bermain yang luas; area green school; perpustakaan; sarana kesenian.

Manajemen dan tenaga kependidikan dikelola oleh Ketua Pembina: Drs. H. Sali Iskandar; Ketua Pengawas: Hj. Mariam; Ketua Pengurus: Fatimah Nurjannati Iskandar, S.E.; Kepala Sekolah Awaluddin Ritonga, M.Pd.I.; Wakasek Kurikulum: Sandi Nurdiansyah, S.Sos.I.; Wakasek Kesiswaan: Achmad Nasrullah, M.Pd.I., Wiwin Muspianti, S.Pd.I.; Wakasek Kerohanian: M. Rif’at Al-Farisi, M.Pd.I., Nursamsiah, S.Ag..

Tempat pendaftaran berlokasi di Yayasan Pendidikan Al-Aitaam, Jln. Aceng Sali Al-Aitaam No. 1, Ciganitri, Buahbatu, Bojongsoang, Bandung 40287, Telp./Faks. 022-7566495, 70991105, Hp 082121739319, 082129996391, e-mail: sd.plus.alaitaam@yahoo.com.

  Syarat pendaftaran: calon siswa berumur 6-7 tahun, membayar, dan mengisi formulir, menyerahkan salinan akte kelahiran, mengikuti tes observasi kesiapan siswa belajar. (Rinaldi)

Senin, 05 Maret 2018

Meneropong SD Plus Intan Al Sali



SD Plus Intan Al-Sali berdiri sejak tahun 2015. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Al Sali Iskandar. Hal itu berarti sekolah ini didirikan oleh Sali Iskandar dengan SK Walikota No. 421.2/3733/DISDIK/2016, Tanggal 21 September 2016. Yayasan Al-Sali Iskandar merupakan penyelenggara pendidikan berkesinambungan dari pendidikan dasar (SD Plus Intan Al-Sali) yang berada di kawasan Cilengkrang dan Cingised serta pendidikan menengah (SMP Plus Intan Al-Sali) yang berada di kawasan Bandung Timur.

SD Plus Intan Al-Sali memiliki visi melahirkan generasi yang berorientasi revolusi mental, religius, wirausaha, dan lingkungan sehingga menjadi anak yang shaleh, cageur, bageur, pinter, tur akhlakulkarimah.


SD Intan Al Sali



Adapun misinya adalah melaksanakan pembelajaran Paikem (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan); melaksanakan pembelajaran muatan ciri khas: PAI, tematik, tahsin, tahfizh, bahasa Arab; melaksanakan KBM berbasis multiple intelegent; mengadakan kegiatan ekstrakurikuler di bidang keagamaan, seni, sains, dan olah raga yang disesuaikan dengan minat dan bakat siswa; mengadakan kegiatan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang melibatkan siswa melalui LDKS (latihan dasar kepemimpinan siswa); melaksanakan pembelajaran pembiasaan melalui penyambutan siswa, shalat Dhuha, shalat Dzuhur, hafalan hadits, hapalan Surat Al Quran Juz 30.

Program unggulan yang dimiliki adalah memadukan kurikulum Diknas dan kurikulum kepesantrenan; kelas 1 s.d. 3 (Mata Pelajaran Tematik dan PAI) menggunakan buku hasil karya guru/KKG SD Plus Intan Al-Sali; pembelajaran indoor dan outdoor, satu kelas 25 orang; pembiasaan shalat Dzuhur berjamaah dan shalat Dhuha bersama setiap hari; tahfidzul Quran dan melaksanakan Sidang Tahfidz setiap semester; pengembangan diri: wajib (Pramuka), pilihan (olah raga [futsal, basket, karate, badminton], seni [tari, lukis, musik, karawitan]).

  Manajemen dan tenaga kependidikan dikelola oleh Ketua Pembina: Drs. H. Sali Iskandar; Ketua Pengawas: Fatimah Nurjannati Iskandar, S.E. dengan anggota Intan Azahra Nurjannati Iskandar; Ketua Pengurus: M. Husen Ghifari Iskandar; Sekretaris Pengurus: M. Rizki Rahman Iskandar; Wakil Sekretaris Pengurus: M. Hanif Fatahilah Iskandar; Bendahara Pengurus: Isah Rahmawati, S.Kom; Wakil Bendahara:  Diana Nilam Kesumah; Kepala SD Cilengkrang: Siti Jubaedah, S.Ag.; Kepala SD Cingised: Sawirna, S.Pd..

Informasi dan tempat pendaftaran berada di Kampus I: Jln. Pasanggrahan Indah No. 15 Cibiru, Bandung 40615 serta di Kampus II: Jln. Cingised No. 532 Cisaranten Endah, Bandung 40293. Contact Person: 083821510685, 082386857617.

Syarat pendaftaran: calon siswa berumur 6-7 tahun, membayar, dan mengisi formulir, menyerahkan salinan akte kelahiran, mengikuti tes observasi kesiapan siswa belajar. (Rinaldi)

Dosen Bukan Pelengkap Perguruan Tinggi



Bandung, Tabloid Pendidikan & Kesehatan

Sebetulnya, bukan hanya dosen, melainkan guru pun tidak boleh dianggap pelengkap sebuah lembaga pendidikan. Dosen seharusnya menjadi bagian paling inti dari perguruan tinggi karena dunia kampus adalah dunia akademik, dunia ilmu pengetahuan yang sangat bergantung pada dosen. Apabila tenaga pengajarnya bagus, berkualitas, dan berkompeten, lembaga pendidikan itu pun akan menjadi institusi yang sangat berkualitas. Sebaliknya, jika dosen atau tenaga pengajar hanya “ala kadarnya”, akan mengakibatkan sebuah lembaga pendidikan hanya bernilai “ala kadarnya” pula.

Demikian kira-kira gambaran yang disampaikan Ketua Yayasan Al-Ghifari Tom Maskun di aula Gedung SD Al-Ghifari lantai empat, Jl. Cisaranten Kulon No. 140, Bandung, dalam acara Pelantikan Pejabat Struktural di Universitas Al Ghifari. Acara ini digelar pada Senin, 25 September 2017.

Para pejabat yang dilantik adalah R. Dewi Cahyani, M.Pd., sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Dedeh Rosmaniar, S.T., M.T., sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Heri, S.I.P, M.A.P. sebagai Ketua Program Studi Administrasi Negara Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; M. Ridwan Caesar, S.I.P., M.A.P., sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi Negara Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Iwan Ardiansyah, S.E., M.M., sebagai Ketua Program Studi Manajemen Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021.

Pelantikan Pejabat Struktural Di Universitas Al Ghifari

Dalam pandangan Tom Maskun, dosen harus menjadi inti dari perguruan tinggi. Menurutnya, dosen harus jelas ilmunya, keilmuannya harus linear, dan harus mampu melaksanakan tridarma perguruan tinggi, seperti, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pengajaran dan pelayanan kurikulum harus memuaskan masyarakat, terutama mahasiswa.

“Jangan ada yang sampai pindah kuliah karena kurangnya pelayanan,” harap Tom Maskun.

Kepada para pejabat yang dilantik, Tom Maskun mengingatkan tentang keharusan adanya upaya nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Para pejabat baru harus memiliki banyak terobosan dan langkah-langkah yang nyata, tetapi harus sesuai dengan berbagai peraturan pendidikan.

“Stabilitas jumlah mahasiswa yang sekarang harus dipertahankan. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah mahasiswa harus lebih ditingkatkan pula,” terangnya.

Terkait dengan perkembangan Universitas Al-Ghifari, ia mengakui bahwa lembaga pendidikan yang satu ini sudah jauh berkembang. Meskipun berkembang, ia pun menyadari bahwa di dalam perkembangan itu terjadi dinamika naik-turun yang luar biasa. Oleh sebab itu, ia berharap bahwa Universitas Al-Ghifari harus stabil dengan jumlah peningkatan mahasiswa yang sangat tinggi. Ia pun lebih menegaskan perkembangan itu dengan mengungkapkan bahwa acara pelantikan tersebut merupakan salah satu kegiatan proses akademik di Universitas Al-Ghifari yang sudah berusia lima belas tahun. (Berliani)

Berjuanglah dengan Jujur



Bandung, Tabloid Pendidikan & Kesehatan

Tak banyak yang disampaikan Ketua Pembina, Perintis, Pendiri Yayasan Al Ghifari Sali Iskandar saat Pelantikan Pejabat Struktural di Universitas Al Ghifari di aula Gedung SD Al-Ghifari lantai empat, Jl. Cisaranten Kulon No. 140, Bandung. Acara ini digelar pada Senin, 25 September 2017.
Sali Iskandar

Para pejabat yang dilantik adalah R. Dewi Cahyani, M.Pd., sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Dedeh Rosmaniar, S.T., M.T., sebagai Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Heri, S.I.P, M.A.P. sebagai Ketua Program Studi Administrasi Negara Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; M. Ridwan Caesar, S.I.P., M.A.P., sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi Negara Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021; Iwan Ardiansyah, S.E., M.M., sebagai Ketua Program Studi Manajemen Universitas Al-Ghifari periode 1 masa bakti 2017-2021.

Dalam kesempatan itu, Sali mengingatkan bahwa Universitas Al Ghifari didirikan dengan susah payah dan keletihan luar biasa. Universitas Al Ghifari diawali dengan adanya STBA dan STIE yang kemudian digabungkan menjadi satu.

“Dulu mahasiswanya hanya sedikit, bahkan kosong sama sekali tidak ada mahasiswa,” kenangnya.

Akan tetapi, Sali tidak menyerah, ia terus berjuang dengan keinginan berhasil yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia berharap bahwa para pejabat dan pengurus Universitas Al Ghifari untuk terus berjuang tak pernah berhenti.

“Selama nafas masih berhembus, saya tidak akan berhenti berjuang menegakkan Universitas Al Ghifari,” katanya memberi semangat kepada pengelola Universitas Al Ghifari, “Berjuanglah dengan jujur dan melangkah benar. Semangatlah dan selalu akur dengan teman seperjuangan.” (Rifina)

10 Tahun Al-Aitaam Mengabdi Pada Negeri di Bidang Pendidikan


Sali Iskandar
10 Tahun Yayasan Pendidikan Al-Aitaam menyelenggarakan pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMK Plus Al-Aitaam dan STT Jabar yang berlokasi di Jl. Aceng Sali Al-Aitaam No. 01 Buahbatu Bojongsoang Bandung. Tidak menyangka dari awalnya akan berdiri sebuah Yayasan Islam yang cukup mentereng karena daerah itu awalnya adalah pelataran sawah yang didirikan oleh Sali Iskandar seorang loper Koran yang kini menjadi pengusaha dan pendiri beberapa Yayasan hingga Perguruan Tinggi Swasta.

Menurut Sali, Yayasan Al-Aitaam berdiri diawali dengan kepercayaan dari Bapak Atjeng Zarkasji (Alm) mewakafkan sebidang sawah seluas 8.816 m yang amanahnya untuk mendirikan Sekolah yang bernuansa Islami. 10 tahun sudah Al-Aitaam mengabdi pada negeri di bidang pendidikan dengan konsep berbagi berbagai bersama anak bangsa dengan menyediakan 5% dari jumlah penerimaan Siswa baru dialokasikan untuk anak Yatim Piatu, Fakir Miskin, Sekolah Tidak Bayar dari TK sampai dengan Perguruan Tinggi denga kualitas pendidikan pelayanan Sekolah Unggulan, 5% dari PSB dan PMB diperuntukan untuk Siswa atau orangtua yang bayar semampunya, dan 5% lagi dari PSB atau PMB diperuntukan bagi karyawan, guru, Dosen yang berada dilingkungan Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung. Jadi para putra putri, karyawan, Guru, Dosen silahkan sekolah tidak bayar sampai dengan Perguruan Tinggi.

Menurut Sali, ini digulirkan karena rasa syukur kepada Allah SWT dengan mendapatkan amanah tanah wakaf mendapatkan ridho dan kemudahan dari Allah SWT. Bahwa berbagi rezeki kepada sesama umat melalui pendidikan gratis maka akan mendapatkan dan membantu para siswa untuk mengejar ketinggalan pendidikan yang ada di Indonesia.

Banyak prestasi dari para Siswa SD, SMP, SMK Plus Al-Aitaam seperti juara Pramuka, juara hafalan al-qur’an, juara Paskibraka, juara Da’I cilik sehingga sekolah Al-Aitaam dijadikan sekolah alternatif bagi pilihan masyarakat yang berada di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung karena lokasi Al-Aitaam sebagai penyangga Ibukota Provinsi.

Menginjak usia 10 tahun bagi Al-Aitaam menurut ketua Yayasan Al-Aitaam, Fatimah Nurjannati Iskandar, akan lebih memacu dalam bidang pendidikan majemen pendidikan sekolah, kurikulum, ekstrakulikuler, sarana prasarana dan berbagai perbaikan di bidang lainnya agar sekolah Al-Aitaam mampu melebihi sekolah-sekolah swasta yang ada di Kab. Bandung. Dengan manajemen kekeluargaan dan silaturrahim Al-Aitaam berkeyakinan akan berkembanga lebih cepat dan lebih maju untuk mencapai pemerataan layanan pendidikan untuk semua golongan Yayasan Al-Aitaam juga menyelenggarakan anak berkebutuhan khusus atau autis dengan kebijakan satu kelas ada anak autis 2-3 orang, ternyata konsep ini sangat baik pemupukan kasih sayang antara siswa ABK dengan siswa regular saling membantu dan diterima sebagai teman sahabat di dalam kelasnya dan sebuah pembelajaran mensyukuri dan berbagi kasih sayang bahwa di dunia ini Allah memberikan rizki pada anak berkebutuhan khusus dan anak regular. Begitu juga jalinan orang tua antara anak berkebutuhan khusus dan regular berjalan dengan baik sesuai dengan perjalanan waktu.

Menurut Sali Iskandar, keunggulan yang dilakukan oleh sekolah Al-Aitaam bahwa setiap pagi dilakukan solat dhuha diteruskan membaca Al Quran, kemudian proses belajar mengajar, kemudian solat Dzuhur berjamaah, proses belajar mengajar dan diakhiri oleh solat Ashar berjamaah. Pembiasaan ini dilakukan diharapkan agar anak-anak yang berada di Al Aitaam aqidahnya lebih mantap, ibadahnya lebih khusyuk, pandai ilmunya bagus akhlaknya sehingga diharpkan lulusan Al Aitaam anak yang memiliki jiwa iman dan taqwa yang mantap, mempunyai kemandirian dan mempunyai keunggulan ilmu sesuai dengan karakter jiwa anak masing-masing, dengan konsep Al Aitaam non-mahjab, dan Alhamdulillah lulusan al-aitaam dikeberadaan dimasyarakat dapat mewarnai di dalam perkembangan dan kemajuan umat islam, mungkin suatu saat lulusan Al Aitaam ada yang menjadi dokter, insinyur, DPR, MPR, ustadz, pengusaha, sampai presiden dia memimpin dengan dilandasi oleh keyakinan dari Allah SWT maka akan menyampaikan kedamaian bagi semua umat didunia ini.

Itulah harapan Sali Iskandar Ketua Pembina Yayasan Al-Aitaam sebagai pendiri, perintis. Sali iskandar juga sebagai pendiri, perintis yayasn Al-Ghifari jl. Cisaranten Kulon no. 140 yang ada di kota bandung, dan Yayasan Intan Al-Sali yang berada di Jl. Pasanggrahan Indah No. 15 Kota Bandung. Tahun depan menurut Sali iskandar akan berdiri yayasan Agung Al-Sali kec. Ngamprah dekat pemda kab. Bandung Barat.

TK PLUS AL-AITAAM


Semangat Mewujudkan Siswa Berprestasi

Bagi Nina Nuraina bekerja menjadi wakil kepala sekolah dan tenaga pengajar di TK Plus Al-Aitaam yang didirikan pada 1 Agustus 2017 memiliki kesan yang menyenangkan. Kendati begitu, dia pun sering mendapatkan kendala. Salah satunya kerepotan ketika ada yang ingin buang air kecil, anak-anak yang lain suka ikut semua.

Berdirinya sekolah ini dilatarbelakangi atas kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sekolah dengan satu lokasi di bawah naungan Yayasan Al-Aitaam. Jumlah siswa di sekolah yang baru didirikan enam bulan ini belum banyak. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan waktu diharapkan masyarakat pun akan semakin mengenal dan percaya pada sekolah ini. Adapun tenaga pengajar (guru) baru berjumlah dua orang, yaitu Nina dan Ida. Jumlah guru ini akan bertambah nanti sesuai dengan peningkatan jumlah peserta didik.

TK Plus Al-Aitaam ini belum banyak meraih prestasi karena baru enam bulan didirikan. Akan tetapi, gurunya memiliki semangat untuk mewujudkan siswa berprestasi, terutama jika berbagai fasilitas sekolah sudah dilengkapi secara sempurna.




Nina berharap, “Pada masa depan fasilitas di sekolah ini akan meningkat sehingga membuat anak-anak lebih nyaman belajar.” (Ilma Alfina Agustina, Siti Nurhayati Barsasmy, dan Syifaa Dewi Rifaianty)