Mulai tahun ajaran 2016-2017, SD dan SMP Plus Intan Al-Sali yang berlokasi di Jln. Cingised No. 543 Kota Bandung dan Jl. Pasanggrahan Indah No. 15, Kota Bandung menyelenggarakan pendidikan inklusi.
Menurut Sali Iskandar, Ketua Pembina Yayasan Intan Al-Sali, “Pendidikan inklusi bertujuan membantu para siswa agar mendapatkan layanan pendidikan seperti para siswa yang reguler. Program ini dilakukan diawali dengan sholat Dhuha, membaca Al Quran, pelajaran inti, sholat Dzuhur, ditambah dengan Kepribadian Mandiri 1, Mandiri 2 dan Mandiri 3.”
Penyelenggaraan pendidikan inklusi ini memang unik. Mula mula dari lingkungan intern sendiri. Para guru awalnya merasa berat menghadapi kegiatan belajar mengajar anak yang berkebutuhan khusus atau inklusi. Para orangtua siswa yang reguler awalnya belum bisa menerima kehadiran anak-anak inklusi, tetapi seiring dengan perjalanan waktu, justru membuahkan hasil yang amat baik di dalam pembentukan karakter anak. Sudah terlihat bagaimana cinta kasih dan kasih sayang antara anak reguler dan inklusi. Mereka sudah mulai membantu di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam kegiatan belajar mengajar. Bahkan, sudah tumbuh jiwa dan keyakinan bahwa Allah swt sebagai Sang Pencipta menciptakan manusia dengan berbagai suku, bangsa, dan karakter sehingga anak-anak sangat memahami terhadap kehadiran anak-anak berkebutuhan khusus.
Sali Iskandar bersama murid Plus Intan Al Sali |
Sementara itu, Kepala Sekolah Erni menjelaskan bahwa proses belajar mengajar berlangsung seperti biasa meskipun harus ekstra hati-hati di dalam menentukan dan membimbing anak berkebutuhan khusus karena jauh berbeda dengan mendidik anak biasa atau reguler. Kadang-kadang bila belum terbiasa, guru sering dikagetkan oleh teriakan anak atau anak yang aktif.
Rata-rata kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus konsentrasinya paling kuat tiga puluh menit. Setelah itu, anak sudah mulai berubah.
Meskipun demikian, seiring dengan kondisi dan situasi pembelajaran dan dibantu oleh para orangtua siswa, anak-anak inklusi betah di sekolah.
“Kami mengimbau kepada orangtua janganlah merasa minder atau ragu mempunyai anak berkebutuhan khusus karena berdasarkan pengalaman, anak berkebutuhan khusus juga mempunyai keahlian di bidang masing-masing, baik seni, puisi, olahraga maupun yang lainnya,” kata Erni.
SMP Plus Intan Al-Sali dalam satu tahun ajaran hanya menerima dua puluh anak inklusi setiap angkatannya. Jadi, ada pelajaran yang digabung dengan para siswa reguler dan ada pelajaran yang khusus bagi anak-anak inklusi. Pelajaran yang digabung, misalnya, shalat Dhuha, Dzuhur, membaca Al Quran, kesenian, dan olahraga. Bahkan, dalam ekstrakurikuler kesenian dan olahraga menimbulkan tawa yang spontanitas karena anak berkebutuhan khusus menirukan gerakan anak reguler. Hal itu menunjukan kelucuan dan keluguannya sehingga tidak jarang membuat tertawa para siswa reguler.
Bagi orangtua yang memerlukan pendidikan inklusi dapat segera menghubungi Yayasan Intan Al-Sali. (Andi Syarif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar